10 Franchise Video Game Keren yang Kini Turun Derajat!

Author picture
Author picture
downhill video game franchise toplist

Tidak ada yang abadi, pepatah yang satu ini juga tidak terhindarkan di industri game. Maka seperti semua hal yang eksis di dunia saat ini, tidak semua hal yang ada di industri game berujung merangkak naik, semakin memesona, atau kian populer. Anda tidak akan sulit bertemu dengan video game yang justru hadir mengecewakan atau sekadar tergerus zaman. Game-game yang eksistensinya justru merusak dan menghancurkan identitas fantaastis dari franchise dimana ia berdiri.

Seiring dengan menuanya kita, bersama dengan lebih banyak seri game yang kita cicipi, maka skenario seperti ini juga semakin mudah untuk ditemukan. Untungnya, ada beberapa kasus dimana sang publisher akhirnya sadar dan mampu membalikkan keadaan. Bahwa status franchise yang terpuruk tersebut tiba-tiba mendapatkan kebangkitan kembali karena eksekusi tepat sasaran yang mereka lalukan. Namun sayangnya, tidak sedikit pula yang “terjebak” dalam situasi yang sama terus-menerus dan karenanya berujung turun derajat.

Lantas, dari semua franchise yang harus melalui situasi ini mungkin tengah terjebak pada saat artikel toplist ini ditulis, game mana saja yang menurut kami berujung turun derajat di titik ini? Berikut adalah toplist versi KoKangGaming:

10. Battlefield

Di masa lalu, terlepas dari popularitas yang memang tidak pernah setara, Battlefield tetap dilihat fans sebagai franchise game FPS yang mampu menyaingi Call of Duty lewat keunikan pendekatan perang skala besar-nya. Lewat Battlefield 3 yang indah dan penuh kehancuran, konsep pertempuran Battlefield 4 dan Battlefield 1 yang epik, franchise ini kian menancapkan posisinya di industri game. Namun semua berubah ketika Battlefield 2042 “terjadi”.

Siapa yang mengira bahwa keputusan untuk mengubah begitu banyak konsep si video game, yang besar kemungkinan didasari keserakahan untuk menyulapnya menjadi game live-service secara penuh, berujung malapetaka besar. Battlefield 2042 begitu banyak dibenci dan dikritik oleh komunitas hingga di titik EA butuh “berbenah”. Bahwa perusahaan besar ini butuh secara konsisten menegaskan komitmen mereka untuk memperbaiki segala sesuatunya di seri selanjutnya, termasuk kembalinya sistem kelas. Eksistensi 2042 telah membuat banyak gamer tidak lagi menunggu Battlefield terbaru dengan penuh hype, tetapi kekhawatiran. Sebuah situasi yang tentu saja jauh dibandingkan apa yang terjadi ketika kita melihat trailer Battlefield 1 untuk pertama kalinya.

9. Overwatch

Memang agak sedikit aneh untuk menyebut sebuah franchise sudah “turun derajat”, ketika selama masa hidupnya, ia hanya memuat dua seri saja. Namun percaya atau tidak, prestasi tersebutlah yang berhasil dicapai Blizzard dengan game hero-shooter andalann mereka – Overwatch. Beda kualitas antara kedua seri ini sebegitu jauhnya hingga lompatan jarak yang ada bak membawa “wibawa” franchise ini ke jurang yang paling dalam.

Dari sebuah game hero=shooter revolusioner yang begitu seru dan berakhir memenangkan begitu banyak penghargaan Game of the Year di tahun rilisnya, menjadi sebuah game hero-shooter setengah jadi yang berujung membuang begitu banyak janji fitur, mode, hingga konsep yang sempat mereka janjikan. Situasi ini begitu buruk hingga di tiitk banyak gamer yang mempertanyakan alasan di balik butuhnya Overwatch 2 untuk eksis. Sejauh mata memandang, terlepas dari beberapa event yang menarik, Overwatch 2 juga berada di situasi yang begitu rentan. Popularitasnya mudah disingkirkan game live-service serupa yang baru tiba di pasaran, hingga ia kembali, berujung dicemooh. Kini, dari sesuatu yang istimewa, Overwach 2 membuat franchise ini terasa seperti hero-shooter “biasa” yang ketinggalan zaman.

8. Front Mission

Jika kita membicarakan nama Square Enix, maka sebenarnya kita akan bertemu dengan banyak franchise yang pantas untuk masuk ke dalam daftar kelam yang satu ini. Namun bagi kami, tidak ada satu dari mereka yang mengalami kejatuhan sedalam apa yang haruis dialami Front Mission. Di tengah kebangkitan Armored Core yang seri terbarunya berhasil dieksekus manis oleh From Software, disparitas tersebut semakin dalam, semakin jelas, dan semakin sulit untuk tidak dibicarakan.

Bayangkan saja, kita bicara soal game mecha strategi super keren yang tiba-tiba berubah menjadi game action di era Evolved yang dirilis di tahun 2010 silam. Perubahan konsep mendadak ini juga diikuti dengan fakta bahwa kualitas si seri Evolved ini sendiri tidaklah pantas untuk dirayakan sebagai game action berbasis mecha yang menarik.

Masih belum cukup parah? Square Enix memutuskan untuk merilis game action berbasis semesta yang sama – Left Alive yang rilisnya menjadi bahan tertawaan sejuta umat. Buruk, visual menyedihkan, mekanik gameplay yang usang, Left Alive menarik franchise Front Mission ke level menyedihkan yang baru. Situasi yang membuat banyak fans kini lebih gembira dengan rilis ulang Remake seri tua alih-alih membiarkan Square Enix kembali menggapai ide mereka soal apa yang butuh mereka lakukan dengan Front Mission.

7. Shenmue

Berbicara dengan gamer-gamer yang tumbuh dengan era Dreamcast, maka Anda tidak akan sulit menemukan opini kuat bahwa dua seri pertama Shenmue adalah salah satu game terbaik yang pernah eksis di sejarah video game. Fakta bahwa keduanya eksis untuk memperkenalkan konsep game semi open-world yang penuh mini-game ke industri, lengkap dengan cerita kuat dan animasi serangan bela diri yang fantastis, ia terasa pantas. Tak heran jika hype yang mengitari Shenmue 3 begitu kuat.

Bayangkan, ketika Yu Suzuki punya kesempatan super besar untuk memperluas Shenmue ke kalangan gamer-gamer yang lebih muda yang tak kenal dengan pesona seri awalnya, ia justru menghancurkannya. Jelas bahwa ide yang dimiliki oleh Yu Suzuki “terperangkap” pada konsep game yang terlalu usang sehingga apa yang ia suntikkan di Shenmue 3 sama sekali tidak lagi nyaman dimainkan. Ia monoton, repetitif, lambat, dan terasa seperti game yang ketinggalan zaman. Parahnya lagi? Ia juga memutuskan untuk tidak mendorong gerak cerita sama sekali terlepas dari permintaan fans yang begitu kuat. Situasi ini membuat banyak gamer, termasuk kami, sama sekali tak punya hype untuk menantikan apa yang hendak ditawarkan Shenmue 4 di masa depan.

author avatar
Pladidus Santoso
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.
Related Topics:
Author picture
Editor in Chief
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

Next Post

One Response

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest

Level Up Your Gaming News!

Subscribe for the latest gaming news and updates.

Share this website