
Di masa lalu, ketika industri game baru mulai perlahan masuk menjadi industri hiburan mainstream, Square dan Enix adalah dua perusahaan yang berbeda. Keduanya hidup dan berdiri di atas franchise andalannya masing-masing yang juga menuai suksesnya sendiri. Sayangnya, peleburan kedua perusahaan ini tidak lantas menjadi jaminan bahwa judul-judul populer yang sempat menjadi “sumber tenaga” untuk keduanya akan terus hidup dan dieksplorasi. Bahkan, tidak sedikit dari mereka berujung tertidur.
Padahal, jauh di lubuk hati kita yang terdalam, kita semua memahami bahwa Square Enix sebenarnya bisa menuai sukses yang bahkan lebih tinggi lagi jika mereka berujung menangani judul-judul legendaris ini dengan lebih serius dan penuh kehati-hatian. Kita tidak sekadar bicara soal proses remaster saja atau mengadopsinya menjadi game mobile setengah hati, tetapi usaha untuk memnbangkitkannya lagi setidaknya lewat proyek remake sekelas proyek FF VII Remake atau mungkin seri baru yang lebih modern.
Dari semua franchise yang saat ini berdiri di bawah kaki Square Enix dan harus diakui tengah “tertidur”, game-game apa saja yang sangat kami harapkan untuk menemukan jalannya kembali ke industri game modern? Berikut adalah toplist versi KokangGaming.com:
10. Bust A Groove

Hampir sebagian besar game ritmik di era modern saat ini memang lebih ke soal ketepatan koordinasi mata-tangan yang lebih ditonjolkan alih-alih kemampuan mendengar ketukan di setiap musik yang ada.
Di masa lalu, keunikan inilah yang sempat ditawrkan oleh Bust a Groove yang sempat ditangani Enix sebagai publisher. Ia adalah game ritme musik yang menuntut Anda untuk mendengarkan musik untuk menentukan timing tekan tombol perintah yang seharusnya tanpa clue visual yang jelas. Sejujurnya, di tengah game ritmik modern saat ini, baik untuk perangkat konsol ataupun mobile, pendekatan Bust a Groove yang unik ini bisa membawa pendekatan yang lebih menyegarkan.
9. Grandia

Dibandingkan dengan semua franchise RPG yang saat ini berdiri di bawah bendera mereka seperti Final Fantasy dan Dragon Quest, Grandia memang tidak punya nama sebesar keduanya. Namun sulit untuk tidak mengakui bahwa di mata mereka yang tumbuh besar dengannya, ada harapan bahwa game ini akan menemukan jalannya kembali ke industri game.
Apalagi mengingat bahwa proyek terakhir single-player mereka – sang seri ketiga sudah berusia sekitar 20 tahun. Memang, sang kreator yang menjadi pondasi seri ini sudah tiada, namun Square Enix sebenarnya masih punya ruang untuk menangani game ini dengan tetap penuh rasa hormat sekaligus menjadikannya sebagai ujung tombak ekstra yang pantas untuk terus dieksplorasi.
8. Ehrgeiz

Sebuah game fighting Final Fantasy? Walaupun di era Playstation pertama, konsep ini berujung menjadi sebuah produk menyenangkan yang lebih sering memancing tawa daripada kompetisi super serius, namun di era kala ini, Square Enix sebenarnya bisa membawa nama ini ke arah yang jauh lebih serius.
Bahwa alih-alih seperti Dissidia, mereka bisa melahirkan kembali Ehrgeiz sebagai game fighting kompetitif berisikan karakter-karakter Final Fantasy serupa dengan apa yang dilakukan Arc System Works dengan Dragon Ball FighterZ misalnya. Apalagi, di tangan yang tepat dan eksekusi yang manis, kehadiran karakter seperti Noctis FF XV dan Clive FF XVI membuktikan bahwa hal tersebut mungkin untuk dilakukan. Agak sedikit menyedihkan untuk melihat bagaimana konsep game fighting “terbaik” Final Fantasy saat ini terjebak pada Dissidia seolah-olah hanya konsep tersebut yang dimungkinkan untuk diracik.
7, Fear Effect

Walaupun Square Enix tidak lagi banyak ambil pusing dan bahkan memutuskan untuk memisahkan diri dari developer baratnya, mereka tetap berdiri di atas judul potensial yang bisa mengeksplorasi konsep tersebut lebih jauh. Jika saja mereka berani masuk untuk pasar yang lebih dewasa, kebangkitan Fear Effect adalah jalannya.
Di mata kami, ada banyak cara yang bisa mereka lakukan untuk terjun kembali dengan seri game yang punya konotasi dewasa super kental ini. Kita tentu saja tidak harus terperangkap ada sensualitas saja, tetapi menciptakan sebuah game dengan konsep “femme fatale” lebih modern yang tentu saja bisa dipadupadankan dengan gaya third person shooter modern yang juga memfasilitasi aksi stealth hingga puzzle-solving. Yang dibutuhkan hanya keberanian untuk melompat dalam tema yang harus diakui, kian langka ini.