KokangGaming: Wawancara dengan Alexander Karpazis (Rainbow Six Siege X)

KokangGaming: Wawancara dengan Alexander Karpazis (Rainbow Six Siege X)

Author picture
Author picture

Tidak kesemua game yang mereka lepas memang pantas untuk dirayakan, namun kemampuan Ubisoft untuk melahirkan game-game live-service yang mampu bertahan hidup untuk waktu lama memang pantas untuk dirayakan. Bukan hanya karena kualitas, namun komitmen untuk terus menyuntikkan konten dan menyempurnakan ragam fungsi yang ada terus membuat- beberapa game ini mampu bertahan untuk waktu yang sangat lama. Salah satunya adalah game FPS kompetitif mereka yang unik – Rainbow Six Siege.

Jika Anda termasuk gamer yang sempat menikmati game ini sejak awal rilisnya, selamat karena Anda baru saja menua 10 tahun. Bukan hanya bertahan selama satu dekade saja, Ubisoft bahkan membuat Rainbow Six Siege kini menjadi lebih relevan berkat update besar-besaran untuk sisi visual, QOL, hingga konten dengan embel-embel tambahan “X’ di akhir namanya. Jelas bahwa Ubisoft masih punya mimpi besar dengan Siege yang kita kenal selama ini alih-alih langsung menggantinya dengan produk yang baru.

Di ajang Thailand Game Show x Gamescom Asia 2025 yang berlangsung minggu lalu, kami berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan sang creative director – Alexander Karpazis soal perjalanan Rainbow Six Siege, soal X, dan mimpi seperti apa yang hendak mereka rajut untuk 10 tahun ke depan.

Kepemilikan Baru yang Tak Berpengaruh

ubisoft announce vantage studios

Seperti yang kita tahu, atas nama menjaga nilai franchise yang mereka miliki, Ubisoft memang menempatkan Rainbow Six dan dua franchise raksasa andalan mereka yang lain- Assassin’s Creed dan Far Cry di bawah anak perusahaan mereka yang baru – Vantage Studios. Anak perusahaan sama yang sebagian saham kepemilikannya berada di tangan Tencent.

Karpazis menegaskan bahwa perubahan susunan “kepemilkan” di bawah anak perusahaan ini tidak memepngaruhi prioritas mereka sama sekali. Ambisi tim tetap berkutat untuk memastikan Siege X untuk tetap terus bertahan dan berlanjut hingga 10 tahun ke depan.

Kompleksitas Adalah Alasan Mengapa Siege Bertahan

Membangun dan membuat sebuah game live-service, apalagi dengan genre yang terhitung “umum” seperti FPS bisa bertahan selama setidaaknya satu dekade tentu saja menjadi pencapaian yang pantas untuk dirayakan.

Bagi Karpazis, salah satu alasan mengapa Siege bisa bertahan dan tumbuhn menjadi Siege X adalah karena kompleksitas dan kedalamaan yang ia tawarkan. Gamer-gamer yang sudah menginvestasikan begitu banyak waktu mereka belum tentu sudah “menguasai” Siege dengan baik. Selalu ada ekstra tantangan, selalu ada sesuatu yang baru untuk digali dan strategi baru untuk dijajal dari game ini. Kombinasi yang membuat gamer terus kembali dan kembali.

Hal ini jugalah yang berhasil mereka capai dengan Rainbow Six Siege X yang ia yakini juga menjadi momen terbaik bagi gamer-gamer pendatang baru untuk terjun dan masuk ke dalam game kompetitif ini. Elemen-elemen baru yang mereka suntikkan bukan hanya membuat game ini kian dalam, tetapi juga lebih menyenangkan di saat yang sama.

Kesempatan Pasukan Khusus Asia Tenggara untuk Bersinar

Walaupun tidak serta-merta dibangun dengan super realistis, namun bukan rahasia lagi bahwa karakter-karakter operator di Rainbow Six Siege yang saat ini berjumlah sekitar 76 karakter memang terinspirasi dari pasukan=pasukan khusus dari beragam negara di dunia. Tentu tidak mengherankan jika sebagai salah satu pasar yang cukup besar, negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, berharap agar pasukan khusus mereka juga diadaptasikan menjadi karakter operator ini.

Karpazis sendiri tidak menolak mentah arah ini dan justru terkesan sangat terbuka pada potensi munculnya karakter pasukan khusus dari Asia Tenggara nantinya. Ia menyebut bahwa memang menjadi ambisi bagi Rainbow Six Siege untuk menghadirkan setidaknya 100 karakter operator nantinya. Dengan sisa ruang yang masih banyak, mereka selalu membuka  kemungkinan untuk melirik pasukan khusus dari Asia Tenggara nantinya.

Ia juga menyebut bahwa tim-nya saat ini punya yang namanya “kulkas operator” yang sebenarnya menyimpan ide-ide operator masa depan yang saat ini tengah dipikirkan dan dikembangkan. Mereka tidak hanya harus mendesain seperti apa kit dan kemampuan masing-masing saja, tetapi juga cerita yang akan mengaitkannya dengan lore yang sudah ada. Proses yang tentu saja, kompleks.

Memahami Feedback

Seperti halnya game-game kompetitif populer yang lain, Rainbow Six Siege X tentu saja seringkali mendapatkan suntikan kritik dan feedback yang keras dari fans dan komunitas, sesuatu yang secara terbuka diakui oleh Alexander Karpazis.

Namun situasi ini tidak serta merta membuat mereka langsung mengaplikasikan semua feedback yang mereka dengar. Menurut Karpazis, inti dari setiap feedback yang mereka dapatkan adalah mencari akar yang sebenarnya menyebabkan hal tersebut terjadi. Akar tersebut bisa berkutat di masalah kompetitif, balancing, atau sekadar lore yang diusung.

Menariknya lagi? Karpazis juga mengakui bahwa seberapa kerasnya suara yang muncul di komunitas juga mempengaruhi penilaian mereka apakah feedback tersebut dianggap sebagai sesuatu yang harus segera ditangani atau tidak. Jika suara yang muncul benar-benar keras, maka mereka bisa menyimpulkan bahwa hal tersebut memang genting dan penting untuk sebagian besar player dan sudah selayaknyan untuk dibereskan secepat yang mereka bisa.

Ia juga mengaku bahwa konsep live-service yang diusung Siege juga memungkinkan mereka untuk senantiasa menjajal dan menawarkan hal baru kepada gamer, yang bisa saja diterima atau ditolak. Bagi timnya, ini akan selalu jadi pembelajaran tersendiri.

Cheat adalah Bisnis

Karpazis juga paham bahwa sebagai sebuah game live-service yang mengandalkan atmosfer kompetitif yang adil, cheat adalah salah satu masalah besar yang harus selalu mereka waspadai dan tangani. Ia mengaku bahwa tim-nya kini lebih sering menyuntikkan update-update berkala dengan sistem anti-cheat Siege X – Shield Guard untuk memastikan mereka selalu beberapa langkap di depan dibandingkan pada cheater.

Ia jgua paham betul bahwa di era sekarang, cheat adalah sebuah industri terpisah dengan motivasi uang yang kuat. Ada investasi tersendiri yang mengucur untuk memastikan bisnis yang satu ini terus hidup. Walaupn mereka tidak bisa menundukkannya secara sempurna, namun Karpazis berjanji akan terus melakukan tugas mereka sembari juga menginvestasikan lebih atas nama membuat Siege lebih aman dari aksi bermain curang ini.

Siege – 10 Tahun Lagi

Setelah 10 tahuns sejak ia dirilis, lewat update Rainbow Six Siege X, game kompetitif ini memang mengalami evolusi untuk menjadi lebih relevan dengan industri game modern saat ini. Menarik tentu saja untuk memahami konsep dan mimpi seperti apa yang direncanakan Ubisoft saat ini untuk game ini dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.

Karpazis sendiri menyebut bahwa sebagian besar perubahan yang akan terjadi dengan Siege X dalam 10 tahun ke depan bisa jadi berada di luar kendali Ubisoft. Apa pasal?  Karena besar kemungkinan mereka akan bertemu dengan konsol generasi yang baru. Bersama dengan performa atau gimmick apapun yang dihadirkan generasi terbaru tersebut, Siege X ingin menawarkan pengalaman yang baru bagi player, sembari menawarkan penyempurnaan di sisi presentasi visual, audio, dan juga gameplay.

Menariknya? Ia juga mengaku bahwa belum lama ini tim Siege juga sempat berkumpul dan berdiskusi soal kira-kira inovasi dan ide seperti apa yang bisa mereka aplikasikan untuk Siege di masa depan. Lewat diskusi tersebut, mereka mengumpulkan lebih dari 40 halaman ide baru. Situasi ini membuat mereka yakin bahwa Siege masih jauh dari bentuk “Ultimate”-nya yang sempurna.

Standar Sebuah Kesuksesan

Dari segi bisnis, standar kesuksesan memang seringkali bisa dikuantifikasi, yang kemudian diekspresikan lewat data-data finansial dan angka keuntungan yang fantastis di akhir. Namun indikator kesuksesan tidak selalu berkutat hanya pada hal-hal tersebut saja. Selama 10 tahun eksisnya game ini, definisi kata sukses ini juga ikut berubah.

Bagi Karpazis, salah satu indikator kesuksesan Rainbow Six Siege X juga bisa diukur dari seberapa terikat secara emosionalnya para player dengan game yang satu ini, yang terkadang bisa diekspresikan dengan beragam cara. Ia juga memandang kesuksesan Siege dari kacamata kompetisi esports dimana region yang sempat mendominasi seperti Amerika Utara kini perlahan mulai tergeser oleh region yang lain. Fakta bahwa bahwa ini terjadi menurutnya, membuktikan bahwa Siege kini lebih sukses secara global.

Pada akhirnya, bagi Karpariz, dedikasi yang diperlihatkan antara gamer dengan Siege dalam bentuk yang bisa diukur dan terus tumbuh adalah indikator kesuksesan terkuat baginya.

Rainbow Six Siege X sendiri saat ini sudah tersedia untuk Playstation 4, Xbox One, Playstation 5, Xbox Series, dan tentu saja – PC.

Author picture
Editor in Chief
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

Next Post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest

Level Up Your Gaming News!

Subscribe for the latest gaming news and updates.

Share this website