
Hampir sebagian besar gamer mungkin lebih paham soal jargon AAA untuk game-game dengan budget pengembangan mahal dan “indie” yang sering “diletakkan” di seberang spektrum. Padahal ada juga istilah game dengan kelas “AA” di tengah, dimana game dikembangkan dengan budget lumayan tetapi tetap punya energi kreatif yang kuat alih-alih berfokus hanya pada sisi bisnis. Hilangnya pasar ini yang menjadi alasan mengapa Sony Japan Studio berujung ditutup, ungkap sang veteran Playstation – Shuhei Yoshida.
Pensiunnya Shuhei Yoshida membuka begitu banyak insight belakang layar soal cara kerja Playstation, termasuk alasan di balik tidak lagi relevannya Sony Japan Studio yang berujung ditutup. Sebagian besar talenta yang sudah lama berkecimpung di sana akhirnya tersebar dan kini sibuk dengan karir mereka masing-masing.
Alih-alih menyalahkan tendensi Playstation yang sempat dicurigai terlalu berfokus pada pasar Amerika Serikat dan Eropa, Yoshida menyebut bahwa Sony Japan Studio lebih ditutup karena pasar game AA yang mulai menghilang. Berbicara dengan Sacred Symbols Podcast+, Yoshida membuka tabir misteri tersebut.
Yoshida mengaku bahwa satu-satunya game dari studio Jepang yang berhasil mencapai level kesuksesan sekelas game AAA hanyalah Gran Turismo saja. Gamer juga kini cenderung lebih mengantisipasi lahirnya game dengan kelas AAA ini. Posisi kosong saat gamer menantikan game-game yang biasanya butuh waktu pengembangan lama ini kemudian diisi oleh game indie. Di tengah situasi seperti ini, game AA yang jadi andalan Japan Studio tidak lagi punya ruang, ucap Yoshida.

Yoshida memberi contoh bagaimana kreator Gravity Rush 2 misalnya – Keiichiro Toyama, sempat punya banyak ide untuk sebuah game baru setelah seri tersebut keluar. Namun terlepas dari fakta bahwa pondasi idenya menarik, tidak ada satupun proyek tersebut yang berujung diloloskan oleh Sony karena pendekatan AA-nya. Situasi yang sama juga terjadi dengan game sekelas Ratatan yang disebut Yoshida, juga akan mengalami hal yang sama. Sony lebih tertarik pada game-game di kelas AAA.
Sony memang melahirkan banyak game kelas AAA yang sukses semenjak era Playstation 3 hingga Playstation 5, yang saat ini terus mereka jadikan sebagai ujung tombak untuk menjual lebih banyak konsol ke pasaran.
Bagaimana dengan Anda? Sempat memiliki game dari Sony Japan Studio yang Anda favoritkan?
Source: VGC