Shuhei Yoshida: Kenaikan Harga Game Memang Tak Terhindarkan

Shuhei Yoshida: Kenaikan Harga Game Memang Tak Terhindarkan

Author picture
Author picture

Gamer saat ini memang tengah berhadapan dengan sebuah masa depan yang mengkhawatirkan, terutama bagi gamer yang tinggal di negara dunia ketiga seperti kita. Masih belum berdamai dengan harga game di angka USD 70 yang memberatkan, kita kini harus bertemu dengan ancaman harga USD 80 di depan mata. Tidak hanya Nintendo dengan Mario Kart World saja, standar harga ini juga ingin mulai diaplikasikan Xbox mulai di musim liburan tahun ini. Bagi ex veteran Sony – Shuhei Yoshida, situasi ini tidak terhindarkan.

Hal tersebut diungkapkan Yoshida dalam wawancara terbarunya dengan situs gaming asal Perancis – Playstation Inside yang membahas beragam topik, termasuk kenaikan harga video game.

Bagi Yoshida, kenaikan harga ini adalah sesuatu yang tak terhindarkan, sesuatu yang akan terjadi cepat ataupun lambat. Alasannya? Ia melihat bahwa situasi ini saat ini kontras, dimana inflasi terus naik signifikan sementara gamer tetap berharap video game semakin ambisius yang notabene berkontribusi pada biaya produksi yang kian tinggi. Ini matematika yang mustahil menurut Yoshida.

Biaya produksi ini jugalah yang ia sebut membuat banyak publisher yang kini mulai mempertimbangkan proses remake. Selain produksi yang lebih murah dan mudah, keuntungan yang mereka raih bisa dialihkan untuk ikut menyokong biaya pengembangan game baru. Situasi yang juga terjadi di ragam sistem langganan berbayar.

Shuhei Yoshida menyebut bahwa kenaikan harga game menjadi USD 80 adalah sesuatu yang pasti terjadi, cepat ataupun lambat.

Lantas, apa solusinya? Bagi Yoshida, game di kelas AA seperti yang ditawarkan Clair Obscur: Expedition 33 belum lama ini. Ia menjadi contoh terbaik bagaimana mencari keseimbangan yang tepat antara biaya produksi dan harga game. Dengan teknologi saat ini, Yoshida yakin game keren bisa dibangun oleh tim yang lebih kecil dan budget yang lebih ketat.

Mantan petinggi Sony ini juga menyebut bahwa AI bisa jadi solusi lain untuk mengurangi biaya produksi. Namun ia menegaskan bahwa AI harus digunakan sekadar sebagai alat dengan para artist manusia tetap menjadi jantung dari setiap proyek yang ada. AI ia sebut bisa diarahkan untuk menyelesaikan tugas-tugas pengembangan yang sama sekali tidak berhubungan dengan nilai artistik video game yang dimaksud.

Bagaimana menurut Anda? Apakah pernyataan Shuhei Yoshida di sini memang benar adanya?

Author picture
Editor in Chief
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

Next Post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest

Level Up Your Gaming News!

Subscribe for the latest gaming news and updates.

Share this website