
Salah satu hal yang paling kompleks sekaligus menakutkan dari menjalankan sebuah bisnis adalah berusaha menerka tidak hanya soal tren apa saja yang harus Anda ikuti cepat tetapi juga isu-isu sensitif seperti apa yang harus Anda hindari. Anda tidak ingin berujung menyinggung dan membuat sekelompok calon konsumen Anda mengamuk hanya karena Anda kurang sensitif. Situasi absurd ini lah yang baru saja terjadi dengan game gacha populer – Wuthering Waves dan kolaborasinya bersama YoGoods di Korea Selatan. Semuanya terjadi karena jari jempol dan telunjuk.
Kolaborasi yang seharusnya memancing antisipasi tersebut justru langsung melahirkan kontroversi di Korea Selatan. Semuanya terjadi semata-mata hanya karena artwork perdana yang memperlihatkan karakter Brant, Cantarella, Cartethyia and Zani di sana.
Yang membuat gamer Korea Selatan ini mengamuk? Benar sekali, karena gesture yang diperlihatkan karakter Zani di sini. Seolah mengabaikan fakta bahwa sang karakter tengah memegang sebuah siluet produk di sana, gerak tangan jempol dan jari telunjuk yang mendekat ini dianggap oleh gamer di sana sebagai gestur yang ofensif. Ia mengindikasikan gerak olokan “penis kecil”.

Ini bukan kali pertamanya hal seperti ini terjadi. Kasus sensitivitas gamer-gamer Korea Selatan terhadap artwork yang memperlihatkan gestur jari spesifik juga sempat terjadi di masa lalu dan menimpa game seperti Arknights hingga Brown Dust. Gamer-gamer ini menuduh bahwa gesture jari yang hadir dalam beragam varian ini adalah susupan agenda para feminis Korea Selatan yang menjadikannya sebagai hinaan.
Situasi ini bahkan cukup untuk membuat Yogoods untuk tidak hanya menarik artwork tersebut dari rilisnya, tetapi juga mengeluarkan permintaan maaf secara resmi. Mereka akan menggantinya dengan artwork baru yang saat ini masih belum diungkap ke publik.
Bagaimana menurut Anda situasi yang satu ini?