
Seperti tengah duduk di atas tambang emas yang butuh mereka eksplorasi kembali, kesan kuat inilah yang mengalir dari KONAMI dan segudang franchise populer mereka. Setelah nyaris satu dekade dengan perhatian yang terhitung minim, perusahaan asal Jepang ini akhirnya mengeksplorasi kembali game-game lawas andalan mereka. Beberapa game bahkan langsung mendapatkan ragam proyek baru seperti Suikoden dan Silent Hill. Sementara yang lain, bak sebuah tunas tanaman, baru memperlihatkan aura tersebut seperti yang terjadi dengan Metal Gear Solid Δ: Snake Eater.
Keputusan untuk memilih Metal Gear Solid 3 lebih dahulu sebagai proyek remake perdana franchise stealth espionage populer ini juga menimbulkan harapan tersendiri. Mengapa? Karena di luar fakta bahwa ia sering digadang sebagai salah satu seri Metal Gear terbaik, ia juga menjadi awal dari lore kompleks yang ia usung. Sejauh mata memandang, lewat serangkaian screenshot dan trailer yang dilepas KONAMI juga terlihatkan melakukan tugas yang fantastis.

Kami termasuk gamer yang cukup beruntung untuk menjajal game ini lebih cepat lewat Media Event yang digelar oleh KONAMI di Jepang akhir Juli 2025 yang lalu. Sesi media preview ini memberikan kami kesempatan untuk menjajal dua jam pertama mode cerita Metal Gear Solid Δ: Snake Eater yang tampaknya diambil dari iterasi versi final gamenya itu sendiri. Namun sayangnya, event ini tidak memuat kesempatan untuk menjajal mode multiplayer yang akan ia usung – Fox Hunt.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Metal Gear Solid Δ: Snake Eater ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang akan membawa kembali sang legenda? Artikel ini akan membantu Anda mendapatkan gambaran yang lebih jelas soal apa yang tengah dipersiapkan oleh KONAMI di sini.
Dibangkitkan dengan Unreal Engine 5

Beberapa developer mungkin masih mengkategorikan perlakuan seperti ini sebagai Remaster, namun bagi sebagian besar gamer, fakta bahwa sang game dibangun ulang menggunakan engine baru yang lebih modern terlepas dari konten yang serupa cukup untuk membuatnya tetap dikategorikan sebagai game Remake. Pendekatan terakhir inilah yang ditawarkan KONAMI dengan Metal Gear Solid Δ – Snake Eater ini.
Mereka membangun keseluruhan game ini dengan Unrea Engine 5 sebagai basis, yang berarti mengubah keseluruhan model 3D untuk tiap karakter, ragam lingkungan yang ada, hingga ekstra gimmick yang membuat pengalaman bermain lebih imersif. Sebagai contoh? Alih-alih hanya sembuh begitu saja, bekas luka yang didapatkan Snake karena aksi Anda kini akan meninggalkan bekas permanen. Tidak hanya itu saja, pakaian yang ia kenakan juga kini bisa kotor karena lumpur hingga mengalami sedikit kerusakaan jika diserang.
Satu yang pantas kami hargai dan apresiasi adalah keputusan KONAMI untuk mempertahankan sensasi dan daya tarik seri originalnya. Seperti yang kita tahu, Unreal Engine 5 adalah engine game yang mumpuni dengan fleksibilitas yang cukup tinggi untuk dimanfaatkan oleh tim developer.Bahwa di mereka yang ingin memanfaatkannya, kita bisa mendapatkan game dengan detail ekspresi wajah sefantastis milik Senua di Hellblade II misalnya.
Untungnya, terlepas dari fakta bahwa mereka juga melakukan proses mo-cap di sini, Metal Gear Solid Δ – Snake Eater lebih memilih untuk mempertahankan cita rasa seri originalnya di sini. Waluapun Anda akan bisa melihat sedikit ekspresi wajah yang lebih baik saat Snake atau Ocelot breaksi di cut-scene misalnya, ia tidak berujung “berlebihan” hingga merusak kerennya karakter-karakter ini yang mau tidak mau harus diakui, ikut terbangun karena terbatasnya teknologi masa lampau. Kesemua karakter ini masih berekspresi minim dan terbatas seperti yang diinginkan oleh para fans.
Sebagai game yang begitu mengandalkan cut-scene sinematik untuk membangun cerita yang ada, kehadiran Unreal Engine 5 ini kian memperkaya atmosfer super keren yang sudah dibangun di versi originalnya. Konten yang kami nikmati sendiri sama sekali tidak mengalami perubahan dimana sudut kamera, animasi, hingga runtut cut-scene masih terjadi seperti halnya Snake Eater original. Namun ekstra detail yang ditawarkan, seperti ekstra efek angin atau debu hingga sekadar ledakan nuklir yang terlihat lebih detail dan realistis membuat segala sesuatunya terlihat jauh lebih memesona.

Sesungguhnya, keputusan untuk tetap mempertahankan VA lama untuk pengalaman utama yang ada sama sekali tidak membuat kami keberatan. David Hayter masih terdengar selayaknya seorang Snake yang definitif, sang karakter legendaris yang kita kenal bersama dengan rangkaian karakter lain yang sudah menjalankan perannya dengan sangat baik. Walaupun tetap harus diakui, beberapa hal yang keren di masa lalu seperti suara auman Ocelot saat memanggil pasukan istimewanya misalnya, bisa jadi terdengar sedikit aneh dan canggung untuk gamer-gamer yang belum pernah mencicipi Snake Eater. Namun bagi gamer veteran? “Keanehan” ini selalu jadi daya tarik.
Walaupun demikian, ada satu hal unik nan “baru” di sisi visual saat Anda memainkan Metal Gear Solid Δ – Snake Eater ini. Percaya atau tidak, poste barur. Berbeda dengan seri originalnya, seri remake ini akan menghadirkan poster-poster berbeda yang akan terpampang dalam definisi lebih tinggi di lokasi-lokasi poster versi originalnya.
Tenang saja, perubahan poster ini tidak terjadi karena masalah sensor dan sejenisnya melainkan sesuatu yang jauh lebih membahagiakan dan menghangatkan di saat yang sama. Setiap poster baru ini merupakan update foto terbaru dari model-model seri originalnya, untuk memperlihatkan seperti apa para model tersebut sekarang. KONAMI menyebut bahwa permintaan mereka untuk meminta iterasi foto baru ke setiap model terkait tersebut disambut dengan tangan terbuka oleh setiap model yang ada, menjadi pemicu dari perubahan yang cukup menggembirakan ini.