
Jika Anda mengikuti berita industri game selama beberapa bulan terakhir, Anda tentu tidak melewatkan informasi soal inisiatif terbaru yang baru dieksekusi oleh Ubisoft. Atas nama menjaga nilai ketiga franchise raksasanya sekaligus memastikan fokus yang lebih baik, Ubisoft meracik sebuah anak perusahaan baru, masih tanpa nama, untuk menggawanginya. Sempat jadi misteri, kini resmi diketahui siapa sosok yang akan memimpinnya.
Anak perusahaan yang didirikan bersama Tencent tersebut memang rencananya akan menjadi “rumah” untuk Assassin’s Creed, Far Cry, dan Rainbow Six. Di puncak kepemimpinan, seolah ingin terus menegaskan bahwa Ubisoft pada intinya memang sebuah perusahaan keluarga, adalah putra si boss besar sendiri..
Boss besar Ubisoft – Yves Guillemot menunjuk anak laki-lakinya – Charlie Guillemot sebagai co-CEO untuk anak perusahaan baru ini. Yves menyebut bahwa Charllie dipilih karena pengalamannya di bisnis pengembangan game, yang dikombinasikan dengan mindset produk yang kuat, budaya tech yang dalam, serta hasrat yang kuat untuk video game.
Pernyataan yang tentu saja memancing lebih banyak pertanyaan mengingat Charlie Guillemot tidak pernah terlibat dalam proyek game raksasa apapun, bahkan di internal Ubisoft sendiri. Charlie juga sempat memimpin sebuah perusahaan NFT dan AI bernama Unagi sebelum dipanggil oleh ayahnya untuk memimpin perusahaan baru ini. Tidak ayal, tuduhan kuat nepotisme pun menguat.

Untungnya, tidak sendiri, Charllie akan dbantu oleh Christophe Derennes – seorang veteran Ubisoft yang sesungguhnya sebagai co-CEO yang lain. Derennes merupakan salah satu pemimpin penting yang membawa Ubisoft Montreal ke statusnya saat ini dengan keterlibatan di banyak game raksasa Ubisoft, dari Far Cry 3, Assassin’s Creed IV: Black Flag, hingga Rainbow Six Siege.
Tencent sebagai investor terbesar untuk anak perusahaan baru ini sendiri belum memberikan komentar apapun terkait dipilihnya anak Yves Guillemot ini sebagai co-CEO.
Bagaimana menurut Anda situasi yang satu ini?