IGDX 2025: Anda Adalah Musuh Terbesar Anda Sendiri di RAD – Repeat After Death!

IGDX 2025: Anda Adalah Musuh Terbesar Anda Sendiri di RAD – Repeat After Death!

Author picture
Author picture

Hampir sebagian besar game yang tersedia di pasaran saat ini, baik yang memiliki genre action, RPG, hingga balapan sekalipun, biasanya menyediakan kepada Anda varian musuh untuk dilawan. Kehadiran mereka tidak hanya didesain untuk membuat perjalanan Anda ke akhir cerita lebih menantang saja, tetapi juga menawarkan kepuasan dan fantasi yang tidak akan bisa Anda dapatkan di dunia nyata. Kehadiran para musuh ini juga biasanya diikuti dengan ragam varian yang masing-masing menawarkan tantangan berbeda di dalamnya, yang juga seiring diikuti dengan pertarungan boss di akhir. Tapi apa jadinya jika Anda adalah musuh Anda sendiri? Konsep inilah yang jadi nilai jual RAD alias Repeat After Death!

Pendekatan visualisasi yang super sederhana mungkin akan membuat banyak gamer mengesampingkan proyek yang satu ini begitu saja. Padahal bagi mereka yang menginvestasikan waktu mereka sedikit saja, pesona Repeat After Death akan langsung menyeruak dari menit pertama. Bahwa ada sesuatu yang cukup absurd tetapi adiktif dari game yang pada pondasinya tetaplah sebuah game rogue-like ini. Dari impresi singkat kami, pondasi yang ia tawarkan sudah terhitung matang.

Anda adalah Musuh Anda Sendiri!

Anda akan menjadi musuh Anda sendiri di Repeat After Death!

Lantas, apa sebenarnya Repeat After Death? Konsep mekaniknya benar-benar sederhana. Untuk sebuah perjalanan yang akan diakhiri dengan pertarungan boss, Anda harus melewati beberapa level lebih dulu dengantingkat kesulitan yang kian meninggi. Di setiap level, Anda akan diminta untuk menghancurkan sebuah objek selama beberapa kali hingga reward peti yang disimpan terbuka. Sang objek sebagai target ini akan ditempatkan secara acak setelah hancur, yang untuk mencapainya juga membutuhkan sedikit aksi platforming. Semuanya disajikan dengan pendekatan visual yang sangat sederhana.

Bahkan sistem heronya pun sederhana. Game ini hadir dengan sistem serang otomatis yang akan terjadi dalam interval spesifik bergantung pada hero yang tengah Anda gunakan. Benar sekali, ada sistem hero juga di sini, yang akan berotasi secara acak bergantung pada “deck” yang Anda pilih dengan pergantian setiap kali Anda berhasil menghancurkan si objek sampai stage dianggap selesai. Setiap hero akan punya pola serangan proyektil berbeda dengan beberapa di antara mereka punya skill aktif seperti dash untuk Anda eksekusi.

Lantas, dimana uniknya Repeat After Death? Karena alih-alih AI musuh pada umumnya, Repeat After Death justru akan membuat Anda sebagai musuh Anda sendiri! Bagaimana caranya? Game ini akan merekam setiap run dimana Anda berhasil menghancurkan si objek target dan kemudian memainkannya kembali di run Anda selanjutnya, ala sistem ghost di game racing. Benar sekali, karakter dari run sebelumnya ini akan diposisikan sebagai “musuh” untuk run Anda selanjutnya.

Ini berarti, Anda tidak boleh bersinggungan dengan mereka, baik dari sekadar menyentuh tubuh hingga serangan proyektil yang mereka muntahkan. Mengingat setiap level akan butuh setidaknya 4-5 run untuk diselesaikan dengan frekuensi yang bisa lebih tinggi lagi di level-level selanjutnya, Anda bisa membayangkan kekacauan yang bisa terjadi. Anda akan menemukan bagaimana 4-5 ghost Anda bergerak di satu level yang sama secara bersamaan, memuntahkan semua proyekil yang kini butuh Anda pantau dan waspadi, sembari memerhatikan posisi dan lokasi baru untuk si objek yang butuh dihancurkan.

Masih belum cukup seru? Seperti halnya game rogue-like yang lain, setiap level yang Anda kunjungi juga akan memiliki level modifier yang akan membuat aksi Anda berjalan tidak semulus yang Anda inginkan. Ada level yang membuat aksi panjat akar belukar untuk bergerak ke area lebih tinggi kini lebih lambat, ada yang datang dengan jarak pandang terbatas, hingga yang paling membuat kami kesal – modifier yang membuat sang objek target tidak berpindah tempat. Untuk modifier terakhir ini, di atas kertas Anda mungkin berpikir ia seharusnya lebih mudah karena lokasinya kini jelas. Namun perlu diinget, objek yang tidak berpindah tempat berarti mengundang 4-5 ghost / spirit yang akan “nongkrong” di lokasi yang sama, yang membuat proses ini kian menantang.

Tantangan ekstra datang dari modifier level yang akan membuat Anda harus kian bekerja keras.

Sang developer – Exploding Soes juga pintar dan sudah mengantisipasi beragam “lubang strategi” yang bisa dieksploitasi gamer seperti bergerak dengan interval yang lama dari satu run ke run lainnya untuk memastikan kondisi stage yang lebih aman misalnya. Strategi ini tidak bisa Anda tempuh di keseluruhan stage karena ia datang dengan sistem limitasi waktunya sendiri, yang tetap menuntut Anda secara aktif untuk bergerak. Anda juga tidak akan bisa berdiri hanya di tempat spawn saja untuk beberapa waktu karena ingat, tubuh dari ghost di run sebelumnya akan tetap membunuh Anda.

Seolah tidak cukup dengan konsep seperti ini, Repeat After Death juga menawarkan level-level dengan ekstra tantangan untuk dijajal dengan janji reward lebih baik. Tantangan ini biasanya datang dengan konsep tambahan ekstra modifier di level selanjutnya dengan reward yang akan memungkinkan Anda mengakses buff atau skill aktif tertentu, hingga tambahan nyawa sekalipun. Ingat, mengingat ini game rogue-like, kematian berarti kebutuhan untuk mengulang segala sesuatunya dari awal kembali.

Namun seperti game rogue-like seharusnya pula, setiap kematian bukan berarti tanpa progress. Repeat After Death juga menghadirkan sistem upgrade untuk beberapa stats dan juga kesempatan untuk memasangkan item khusus bernama Artifatcts yang akan memberikan buff tertentu. Tentu saja ia didesain untuk membuat sesi playthrough Anda lebih mudah nantinya. Tidak hanya itu saja, Anda juga punya opsi bongkar-pasang karakter yang Anda inginkan muncul di rotasi, yang tentu saja akan membuat Anda lebih nyaman.

Adiktif

Fakta bahwa kami menghabiskan waktu 1 jam sendiri di booth ini menjadi testimoni tidak langsung bahwa pondasi dasar yang sudah diracik oleh tim developer – Exploding Soes sudah berada di arah yang tepat.

Apa yang ditawarkan oleh Repeat After Death adalah sebuah pengalaman yang cukup adiktif jika Anda termasuk gamer yang tidak mudah merasa frustrasi dan berujung menyerah. Fakta bahwa ia menjadi satu-satunya game di IGDX 2025 yang berhasil membuat kami bertahan selama setidaknya 1 jam di booth untuk berupaya mengalahkan boss di akhir level menjadi sebuah testimoni tersendiri. Pada akhirnya, kami harus angkat tangan dan menyerah karena muncul antrian baru dari gamer lain yang tertarik mencicipinya.

Dengan fakta ini, jelas kami nyaman dengan apa yang ditawarkan Repeat After Death di bentuknya saat ini. Jika ada satu-satunya masukan yang bisa kami berikan, kami berharap game ini menawarkan lebih banyak opsi selama run. Sebagai contoh? Untuk modifier level misalnya. Alih-alih Anda diberikan langsung secara acak saat masuk level, akan lebih elok jika Anda diberi kesempatan untuk memilih modifier level Anda sendiri dari tiga opsi yang disediakan misalnya. Di kasus level challenge misalnya, Anda harus memilih 2 dari 3 opsi yang ada.

Memberikan pilihan kepada player, apalagi di game rogue-like, biasanya berbuntut pada pengalaman yang akan terasa lebih seru dan positif. Gamer juga akan merasa punya kontrol lebih dan karenanya, akan merasa lebih fair pada saat mereka tewas. Ya walaupun harus diakui, dengan konsep yang ditawarkan oleh Repeat After Death, setiap kematian yang terjadi, semuanya, memang karena salah Anda sendiri.

Anda bisa mengikuti perkembangan RAD: Repeat After Death di halaman Steam mereka.

Author picture
Editor in Chief
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

Next Post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest

Level Up Your Gaming News!

Subscribe for the latest gaming news and updates.

Share this website