
Kiblat industri game memang terbagi menjadi dua kubu besar: Timur dan Barat. Untuk area Timur, ia lebih sering diasoiasikan dengan negara Asia Timur terutama Jepang. Sementara barat lebih mengacu pada Amerika Serikat dan mungkin sedikit wilayah Eropa yang memang menjadi “rumah” untuk banyak developer besar. Tidak hanya soal lokasi saja, tetapi juga budaya. Setidaknya hal tersebutlah yang diindikasikan oleh kreatoir besar – Hideki Kamiya.
Sibuk menangani sekuel Okami bersama dengan studio barunya, Kamiya bukanlah orang yang asing ketika bicara soal kolaborasi publisher Jepang ataupun Barat. Kita tentu masih ingat kiprahnya selama di Capcom dan Platinum Games dan bagaimana di masa lalu, ia sempat berjuang “melahirkan” Scalebound bersama Microsoft.
Dalam wawancara terbarunya dengan situs VGC, Kamiya menekankan betapa berbedanya budaya antara publisher asal Jepang dan publisher asal Amerika Serikat.
Kamiya menyebut bahwa publisher Jepang biasanya punya level pengertian yang lebih tinggi kepada para kreator, yang juga dihasilkan dari budaya kerja yang dekat. Ketika developer datang ke mereka dengan ide baru yang belum teruji, publisher Jepang biasanya lebih sabar untuk menunggu ide tersebut hingga memiliki bentuk yang lebih pasti. Mereka lebih terbuka dan memfasilitasi hal tersebut.

Sementara publisher barat, berada d spektrum yang berlawanan. Ia menyebut bahwa mereka lebih senang dengan ide-ide yang sudah eksis dan teruji sebelumnya. Tidak hanya itu saja, publisher barat juga terkesan ini segera melihat seperti apa hasil akhir dari game yang tengah dibangun.
Kamiya juga yakin bahwa skenario pengembangan Scalebound akan sangat berbeda jika ia berdiri di bawah bendera publisher Jepang alih-alih Amerika. Walaupun tidak serta merta akan menjamin ia berujung rampung dan dirilis, ia merasa publisher asal Jepang akan lebih kooperatif dan terbuka untuk bekerjasama demi mewujudkan ide yang hendak mereka bangun di sana.
Bagaimana menurut Anda? Termasuk gamer yang setuju dengan pandangan Kamiya?

