
Menyebutnya sebagai franchise yang menemukan jalannya kembali memang tidak berlebihan jika kita bicara soal Resident Evil. Tidak sedikit yang mengira bahwa nama yang satu ini akan resmi “tamat” bersama dengan kian melencengnya arah sang seri keenam yang memang lebih pantas disebut sebagai game action. Namun keputusan untuk menawarkan sensasi horror yang lebih kental, yang didukung dengan implementasi RE Engine di Resident Evil VII membuat franchise ini bergairah kembali. Bahkan tidak berlebihan untuk menyebutnya berada di tengah masa keemasan, bersama dengan kontribusi signifikan di laporan finansial tahunan Capcom yang terus memecahkan rekor tiap tahun.
Di tengah situasi ini, tidak mengherankan jika antisipasi mengarah kuat pada sang seri terbaru – Resident Evil Requiem yang bisa diposisikan sebagai seri utama yang kesembilan. Teaser perdana yang langsung memberikan godaan soal kembalinya cerita ke Raccoon City langsung membuat antisipasi kian tinggi. Semuanya diperkuat dengan kehadiran karakter baru – Grace yang ternyata masih berbagi benang merah dengan cerita seri lawas Outbreak lewat hubungan dengan sang ibu yang meninggalkan trauma baru.
Lewat undangan Capcom di ajang Thailand Game Show x Gamescom Asia 2025 minggu lalu, kami berkesempatan untuk menjajal porsi kecil demo Resident Evil Requiem ini. Sebuah demo yang memang diracik untuk memamerkan sisi horror yang seolah hendak ditegaskan tetap menjadi bagian utama dari pengalaman seri terbaru ini.
Baru tapi Familiar

Sesi demo ini langsung membawa Anda pada Grace yang tengah terperangkap pada situasi yang genting. Jelas bahwa bukan atas kemauannya ia terperangkap di sebuah rumah yang akan jadi “arena bermain” Anda di demo singkat ini. Ada kesan yang jelas bahwa untuk sebuah alasan yang misterius, siapapun yang bertanggung jawab atas aksi ini sepertinya tertarik untuk bereksperimen dengan Grace itu sendiri.
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan Capcom di masa lalu bahwa sesi demo yang ia tawarkan seringkali dirancang sengaja untuk sekadar memamerkan konsep, mekanik, atau atmosfer seperti apa yang hendak ia tawarkan. Oleh karena itu, kami sendiri tidak terkejut bahwa di versi final nanti, sekuens gameplay yang dipamerkan di demo ini bisa jadi akan mengalami modifikasi besar-besaran atau bahkan, dihilangkan sama sekali.
Dengan tujuan utama untuk keluar dari rumah misterius ini dengan selamat, yang seperti bisa diprediksi – menuntut Anda untuk menemukan ragam objek untuk membuka kunci dan pintu dalam runtut spesifik ini – Anda tidak akan bisa melenggang bebas begitu saja. Akan ada “teman” yang akan senantiasa menemani dan sedikit mengacaukan aksi Anda.
Benar sekali, Anda akan terus diburu oleh sebuah monster Stalker baru yang jauh berbeda dengan Lady Dimitrescu yang begitu endak dipandang, kini terlihat seperti monster sungguhan dengan bentuk proporsi tubuh yang aneh dan bentuk wajah yang sama sekali tidak menggoda. Perkenalan yang dilakukan lewat sebuah cut-scene mengerikan penuh kegelapan setidaknya efektif untuk langsung membuat insting gamer membara bahwa yang di hadapan Anda ini memang sebuah ancaman yang harus segera dihindari.
Dengan kemampuan untuk menghabisi Anda dalam dua kali serang, yang juga ditutup dengan animasi yang cukup brutal untuk ukuran game Resident Evil sekalipun, sang stalker akan langsung mengubah cara eksplorasi Anda. Lewat penempatan elemen tertentu, demo Requiem ini setidaknya akan mendorong untuk sedikit bereksperimen terkait sang stalker dan kira-kira cara efektif untuk menghindarinya. Ia jelas takut pada cahaya sehingga ruangan terang memang selalu diposisikan aman. Sang stalker juga memperlihatkan tendensi yang super kuat bahwa ia juga sensitif pada suara gerak kaki dan aksi Anda, dengan gerak yang cukup cepat.
Menariknya, walaupun beberapa sekuens dalam demo singkat ini memang sudah ditetapkan sebelumnya, misalnya dengan aksi stalker yang akan menghancurkan lampu kamar ruang aman Anda jika Anda berusaha memanfaatkannya untuk kedua kalinya, Requiem ini tetap memberikan “reward” bagi ragam aksi alternatif Anda. Sebagai contoh? Aksi dorong meja medis yang berisikan benda-benda nyaring di atasnya ternyata bisa dilakukan lebih hati-hati sehingga tidak satupun dari objek tersebut akan jatuh dan menimbulkan suara. Ini akan membuat stalker setidaknya tidak mawas soal apa yang tengah Anda lakukan dan aksi Anda akan beberapa menit lebih aman.
Lewat beragam objek yang Anda kumpulkan selama permainan juga, yang sekali lagi bisa jadi akan dimodifikasi habis-habisan oleh Capcom atau bahkan dihilangkan Capcom di versi final nanti, ada kesan bahwa di titik level rumah ini pula, Grace nantinya akan berkesempatan untuk menggunakan senjata api. Anda akan menemukan handgun ammo khas Resident Evil yang tercecer begitu saja untuk Anda kumpulkan, yang tentu saja akan sangat aneh jika ia nantiinya tidak bisa Anda manfaatkan di versi final.

Sesi demo singkat dengan Resident Evil Requiem ini memang meninggalkan atmosfer horror yang solid, apalagi dengan desain stalker yang baru. Hanya saja, sulit bagi kami untuk mengesampingkan perasaan bahwa formula ini sudah terlalu sering digunakan oleh Capcom di semua seri Resident Evil. Menempatkan satu monster yang mengejar Anda tanpa henti, yang bahkan bisa merusak pintu atau dinding adalah formula yang sudah Anda temukan di Resident Evil 2 Remake, Resident Evill 3 Remake, Resident Evil 7, Resident Evil Village, dan kini kembali – Requiem.
Sejujurnya, formula ini harus diakui mulai terasa usang. Kami sebenarnya lebih berharap agar Capcom memperlihatkan sesuatu yang baru dan berbeda dengan demo singkat yang juga ia bawa ke Tokyo Game Show beberapa bulan yang lalu ini. Iya, kami paham konsep bahwa Anda terus dikejar oleh entitas yang tidak bisa Anda tundukkan atau usir memang meninggalkan kengerian atau perasaan menegangkan yang efektif. Hanya saja, di titik demo ini, di titik Requiem dirilis nanti, ini adalah formula yang sudah terlalu sering digunakan Resident Evil.
Lagipula, Gtace vs Stalker di sini juga tampil tak berbeda dengan Ethan di awal ketika ia bertemu dengan Baker Family atau saat melawan Lady Dimitrescu. Selain fakta bahwa keduanya memang berbeda dari sisi cerita, tidak ada yang membuat keduanya terasa unik dari sisi mekanik misalnya. Grace di demo ini tidak punya spesialisasi khusus yang tidak bisa dilakukan Ethan atau sebaliknya, membuat perasaan familiar tersebut semakin kuat dan intens.

