Review Atelier Yumia – The Alchemist of Memories & the Envisioned Land: Seri Baru, Inovasi Baru!
Page 2

Review Atelier Yumia – The Alchemist of Memories & the Envisioned Land: Seri Baru, Inovasi Baru!

Author picture
Author picture

Kini Open-World!

Tidak lagi terpisah layaknya stage atau koridor dunia Atelier Yumia kini adalah sebuah area besar terbuka

Sudah menjadi identitas, seperti halnya seri-seri Atelier sebelumnya, Atelier Yumia juga menawarkan cita rasa anime yang kental sebagai pondasi presentasi di sisi visual. Walaupun kita tidak akan banyak menjadi ekspresi emosi dinamis ala anime di sini, namun pendekatan desain kostum, karakter, hingga voice acting misalnya akan kian memperkuat cita rasa tersebut.

Dari sisi desain karakter, Yumia memang tak bisa dibandingkan dengan sensualitas Ryza yang terlihat lebih jelas lewat desain pakaian yang ia kenakan. Walaupun demikian, bukan berarti Gust tidak mencoba untuk menjual sisi visual ini sebagai salah satu daya tarik. Untuk Yumia misalnya, desain pakaian dengan sebuah tali yang membelah di tengah daerah dada jelas memberikan penekanan pada bentuk tertentu, apalagi dengan ekstra physics gerak di atasnya. Sementara untuk mereka yang menginginkan desain lebih sintal dan “gila”, situasi tersebut akan diisi oleh karakter companion bernama Nina yang terlihat kian menggoda dengan kombinasi konsep gyaru yang ia usung.

Mengingatkan Anda pada sesuatu
Tak ada Ryza memang namun kombinasi dada besar + gyaru + dan tahi lalat di posisi strategis di karakter Nina ini akan membantu mata Anda termanjakan

Satu yang paling menarik di Atelier Yumia adalah pendekatan desain dunia yang ia usung. Tidak lagi berbasis wilayah dan koridor dengan ekstra waktu loading, mengikuti banyak desain game modern terutama game-game gacha dari China, ia hadir sebagai game open-world. Ini berarti Anda akan langsung diterjunkan di sebuah dunia terbuka yang saling terhubung satu dengan yang lainnya, yang bisa Anda eksplorasi dengan cukup bebas. Pergerakan dari satu area ke area lain memang masih akan dibatasi dengan progress cerita, namun akan terasa jauh lebih fleksibel dari seri-seri Atelier sebelumnya.

Ada sedikit konsep Assassin’s Creed pula di sini. Beberapa bagian area yang bisa Anda eksplorasi akan berujung dipenuhi kabut mana yang membuat informasi soal ragam titik point of interest terkunci. Beberapa memang terikat pada cerita, namun ada beberapa pula yang hadir sebagai opsi untuk Anda bebaskan. Area yang “bersih” akan membuka segudang ikon tanda tanya untuk Anda dekati atas nama penasaran dan rasa haus reward, yang bisa berujung dari peti harta karun, ruins berisikan reward untuk Anda selesaikan, monster kuat untuk Anda tundukkan, ruang peti yang butuh kunci, sampai sekadar spot gathering material tertentu. Tenang saja, ada juga misi sampingan dari karakter NPC yang siap untuk membuat Anda sibuk di sini.

Untuk memastikan dunia yang tidak terasa kosong mengingat tim ekspedisi yang hanya mengisi beberapa area kecil saja, Anda tentu juga harus berhadapan dengan ekosistem binatang buas dan monster yang mengisi Aladiss. Sayangnya, alih-alih sesuatu yang pantas untuk dirayakan, ini jadi kelemahan pertama yang akan kita bicarakan dari Atelier Yumia.

Terlepas dari fakta bahwa ia terbagi ke dalam beberapa region besar, desain monster yang akan Anda hadapi akan sangat terbatas. Ia jatuh ke desain klasik game JRPG dimana varian monster lebih kuat biasanya hanya punya sedikit warna atau corak berbeda saja. Lebih parahnya lagi? Dunia sebesar ini tidak punya konsep boss rahasia dan sejenisnya yang tentu saja akan membuat proses eksplorasi lebih menarik.

Hadir dengan desain UI yang pantas dirayakan, dimana background menu akan berubah-ubah dengan animasi gerak Yumia dan anggota party lain alih-alih statis, pesona visua ini juga berhasil didorong oleh desain Aladiss yang bisa Anda eksplorasi. Diikuti dengan sistem siang-malam yang dinamis, Anda akan bertemu dengan ragam terrain, dari struktur bangunan megah yang menyisakan misteri, gua dan tebing tinggi, hingga tepi pantai yang dramatis. Ia memang tidak tampil super indah, namun setidaknya kualitas desainnya cukup untuk menjual ilusi fantasi sebuah game RPG.

Kami mengapresiasi sistem wallpaper dinamis ini setiap kali Anda membuka menu
Akan ada sedikit momen dimana Anda mengapresiasi keseluruhan visual Yumia seperti efek cahaya di screenshot ini namun sayangnya jarang

Kami juga harus mengakui, bahwa untuk ukuran sebuah game Playstation 5, sisi teknis presentasi visual Atelier Yumia bukan sesuatu yang bisa dipuji. Anda akan bertemu dengan banyak situasi dimana Anda berusaha melewati sebuah terrain berbentuk gunung atau bukit dan menemukan tekstur resolusi rendah yang membentuknya. Ia hadir kosong, tanpa vegetasi, tanpa tekstur yang membuat seolah tengah berjalan di atas bebatuan yang seharusnya. Walaupun terdengar “biasa” untuk sebuah game bergaya anime, namun sulit untuk tidak mengakui, bahwa ada banyak game dengan pendekatan serupa yang mengeksekusi hal ini dengan lebih baik.

Catatan ekstra lain yang juga pantas untuk dikritisi adalah ragam efek serangan yang bisa dihasilkan karakter Anda. Dengan mekanisme dasar yang akan kita bicarakan nanti, efek-efek benar-benar bisa terasa berlebihan hingga di titik Anda tidak bisa melihat jelas apa yang sebenarnya terjadi. Situasi menjadi kontraproduktif karena hal ini mengingat ada situasi dimana Anda harus membaca gerakan musuh atau zona serangan AOE mereka. Bagaimana Anda hendak melakukan hal tersebut jika Anda bahkan tidak bisa melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi.

Efek serangan yang terjadi bisa terasa keramaian hingga sulit untuk membaca apa yang sebenarnya sedang terjadi

Untungnya, setidaknya sisi audio Atelier Yumia pantas untuk diapresiasi. Walaupun kami tidak merasa OST yang ia usung istimewa, namun setidaknya ia menjalankan tugasnya dengan baik. Dengan VA Jepang yang menjalankan peran mereka masing-masing dengan sangat baik, Gust bahkan menyediakan menu ekstra khusus bagi Anda yang ingin mengenal para VA masing-masing karakter ini dengan lebih dekat, walaupun hanya bisa Anda akses setelah menyelesaikan cerita utama yang ada.

Lebih Aktif

Yumia hadir dengan sistem petarungan lebih aktif

Sebagian besar game RPG di pasaran saat ini memang terbagi ke dalam dua kelompok besar pada saat kita berbicara soal gameplay yang diusung: turn-based atau action. Beberapa judul berhasil melebur keduanya untuk mencapai konsep hybrid yang matang dan menarik. Lantas, untuk Atelier Yumia? Kami akan menyebutnya sebagai sistem pertarungan turn-based yang lebih aktif.

Hadir dengan sistem party tiga orang yang secara mengejutkan juga memungkinkan Anda untuk mengganti Yumia dari party utama, Anda akan punya sedikit elemen action RPG di sini. Karakter yang Anda kendalikan akan punya kebebasan untuk bergerak di area encounter yang tersedia, terutama untuk menghindari serangan musuh, baik single ataupun berbasis AOE, yang juga punya indikator jelas soal arah dan luasnya. Atelier Yumia juga menawarkan satu tombol guard spesifik yang bisa Anda eksekusi dengan timing tepat untuk keuntungan strategis. Walaupun demikian, range serangan tetap akan terkunci lewat sistem: inner dan outer berbasis satu tombol eksekusi sehingga tidak ada konsep serangan yang meleset di sini. Anda akan tetap “terkunci” dengan musuh Anda.

Sistem serangan terbagi ke dalam empat tombol utama yang akan berfungsi sebagai skill aktif, dimana ia akan punya jumlah terbatas untuk dieksekusi sebelum harus ditunggu terisi kembali lewat sistem cooldown. Menekan ragam tombol ini juga akan menghasilkan ragam serangan kombinasi.

Menariknya? Setiap karakter juga akan punya varian serangan inner dan outer yang berbeda sehingga terlepas dari jarak Anda dengan musuh, Anda akan tetap berkontribusi. Sejujurnya, alih-alih memikirkan ragam strategi, kami berujung mengeksekusi mekanik ini sembarang. Kami menekan semua tombol yang masih bisa dieksekusi sembari menunggu waktu cooldown yang lain, alih-alih punya runtut tertentu. Berita baiknya? Ini cukup efektif untuk membawa kami hingga akhir cerita tanpa masalah.

Serangan yang bisa Anda eksekusi terikat pada tiap tombol layaknya skill aktif
Berusaha menghancurkan perisai kelemahan musuh juga bisa Anda jadikan kunci strategi

Ekstra hal yang perlu Anda perhatikan hanyalah satu – sistem kelemahan setiap musuh yang untungnya terbagi ke dalam hanya dua varian saja: serangan fisik ataupun magic. Jika Anda berhasil memasukkan jumlah serangan di tipe yang sama sesuai dengan jumlah barrier yang dimiliki musuh, mereka akan jatuh ke dalam status stun yang tidak hanya membuat mereka lebih rentan saja, tetapi juga kini bisa “menelan” serangan berbasis eleemen dari itemyang Anda bawa untuk efek damage lebih besar.

Tentu saja, sistem item akan kembali. Atelier Yumia sendiri membuat sistem ini jauh lebih sederhana dan mudah dikuasai. Item-item ofensif dan support mendapatkan slot dan shortcut akses yang terpisah. Item yang bersifat ofensif, terutama item-item senjata berbasis elemen diperlakukan layaknya skill aktif yang juga tetap punya limitasi penggunaan berbasis cooldown. Hal yang sama juga diaplikasikan untuk item support yang kini menempati slot berbeda, yang bisa berisikan item healing hingga buff sesuai dengan apa yang Anda butuhkan.

Item ofensif dan support akan tetap memainkan peran krusial di sini

Sisanya adalah bertarung sebaik mungkin di tengah begitu banyaknya efek serangan yang memang akan membuat pandangan Anda terbatas. Untungnya, ia punya sistem karakter companion yang bersahabat. Pertama, Anda selalu punya kesempatan untuk mengganti karakter yang aktif dengan karakter yang berada di slot reserve tanpa konsekuensi sama sekali. Kedua? Karenanya, slot karakter yang tewas bertarung juga akan secara otomatis diisi karakter yang masih hidup di reserve. Ketiga? AI yang mereka tawarkan membuat karakter companion ini cukup pintar untuk melindungi dirinya sendiri sehingga tak jadi beban. Tenang saja, opsi untuk mengatur tingkah laku meeka via menu taktis yang sederhana juga tersedia di sini.

Opsi untuk memperkuat karakter juga sudah pasti tersedia dari ragam equipment dan aksesoris yang bisa Anda racik via Alchemy yang notabene jadi kunci franchise ini, denga efek yang akan sangat bergantung pada bahan yang Anda sediakan. Atelier Yumia juga akan menyediakan sistem pohon skill yang dibagi ke dalam tiga kategori besar: sintesis alkimia, eksplorasi, dan juga pertarungan. Harus diakui, untuk tingkat kesulitan Normal, Atelier Yumia bisa dibilang cukup mudah untuk ditundukkan. Kombinasi kedua sistem ini, aksesoris dan pohon skill misalnya, juga membuka ruang buff krusial seperti akses ke jumlah EXP yang lebih besar di setiap pertarungan dengan distribusi yang terhitung murah hati. Ini mungkin jadi satu dari sedikit game JRPG di mana kami berhasil menyentuh level 100 sebelum selesai mengeksplorasi wilayah terakhir.

author avatar
Pladidus Santoso
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.
Author picture
Editor in Chief
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

Next Post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest

Level Up Your Gaming News!

Subscribe for the latest gaming news and updates.

Share this website