Review Digimon Story Time Stranger: Imut Bukan Lagi Kunci!
Page 3

Review Digimon Story Time Stranger: Imut Bukan Lagi Kunci!

Author picture
Author picture

Strategi Microtransactions yang Absurd

Fakta bahwa Anda masih harus membayar dan membeli DLC tertentu setelah membayar mahal demi Ultimate Edition adalah keputusan bisnis yang absurd.

Sulit rasanya untuk membicarakan Digimon Story Time Stranger tanpa membicarakan strategi microtransactions-nya yang terhitung absurd, terutama untuk konten dari ragam tier versi digital yang ia tawarkan. Mengapa? Karena hampir sebagian besar gamer sepertinya setuju bahwa ketika publisher atau developer menjual sebuah game dalam “Ultimate Edition” maka harapannya adalah ia adalah versi terlengkap dengan pengalaman terbaik di semua seri yang ada. Bagi Bandai Namco, tidak demikian.

Dengan versi Ultimate Edition yang dijual di harga 1,1 juta Rupiah untuk versi Steam hingga 1,5 juta Rupiah untuk versi Playstation 5, gamer harus menelan pil pahit bahwa versi termahal ini ternyata bukanlah versi “Ultimate”yang benar-benar memuat segala sesuatunya.

Versi Ultimate ini ternyata masih tidak memuat Anime Songs DLC Pack yang seharusnya bisa membuat pengalaman Digimon ini jauh lebih nostalgic. Mimpi Anda untuk membayar versi termahal dan mendengar lagu Braveheart disenandungkan saat melakukan aksi pertarungan harus dikubur dalam-dalam jika Anda berkeberatan untuk menghabiskan ekstra 300 ribu untuk membelinya. Benar sekali, DLC ini tidak termasuk di paket penjualan versi Ultimate yang notabene sudah super mahal.

Absennya musik anime ini mungkin masih ditoleransi jika kita merasionalisasinya dengan konsep lisensi yang notabene butuh ekstra uang untuk dibayar. Tapi percaya atau tidak, Bandai Namco juga memutuskan untuk mengunci tiga buah Outer Dungeons – yang difokuskan untuk farming EXP, Uang, dan Materials dari versi Ultimate Ediiton. Untuk membuka ketiga Outer Dungeon ini, Anda harus membayar lagi sekitar 120 ribu Rupiah.

Strategi DLC seperti ini akan terasa rasional bagi kami jika semua uang yang harus Anda keluarkan ini datang ketika Anda membeli versi standar misalnya. Namunn ketika Anda masih harus mengeluarkan ekstra uang di versi Ultimate? Di sinilah, batas rasionalisasi kami berhenti. Ini adalah sebuah strategi tamak yang perlu dipertimbangkan oleh Bandai Namco, apalagi untuk merayakan kembalinya seri Digimon setelah rilis versi visual novel – Survive di tahun 2022 kemarin yang bisa dihitung gagal.

Kesimpulan

Sebagai gamer yang tumbuh besar dengan Digimon walaupun tak lagi banyak mengikutinya selama satu dekade terakhir, Digimon Story Time Stranger hadir sebuah karya yang memuaskan. Melihat Digimon-Digimon favorit Anda bertarung sembari mengeluarkan animasi serangan yang bombastis tetap jadi sebuah pemandangan yang seru. Karena seiring dengan umur kita yang terus menua, ia tumbuh jadi franchise yang mengikuti apa yang kita inginkan, dimana terkadang keimutan bukan lagi hal yang esensial.

Dengan mekanik RPG yang terhitung standar dan tidak istimewa, pesona DIgimon Story Time Stranger di mata kami memang terletak di semau aksi fans-service yang ia tawarkan. Dengan sekitar 450 Digimon untuk direkrut, yang masing-masing datang dengan animasi serangan unik nan dramatisnya sendiri apalagi jika kita bicara soal evolusi di ranah Ultimate dan Mega, maka ia akan jadi mimpi basah untuk gamer-gamer penggemar pertarungan monster yang memang selalu punya cerita yang gelap dan serius. Untungnya, cerita utama berbasis perjalanan waktu yang ditawarkan game ini cukup untuk secara konsisten menggelitik rasa penasaran Anda.

Namun harus diakui, sebagai sebuah game RPG, Digimon Story Time Stranger memang tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah game yang sempurna. Ada banyak hal yang perlu dicatat, dari misi sampingan yang terlalu standar hingga UI yang bisa terlihat terlalu sibuk dan bertele-tele di beberapa fungsi. Selain itu, game ini juga butuh menawarkani tutorial lebih mendalam soal bagaimana sistem kepribadian monster bekerja yang di mata kami, dari awal sampai akhir permainan, hanya dianggap sebagai syarat evolusi. Sebegitu minimnya tutorial yang ditawarkan, kami bahkan harus menonton tutorial di Youtube untuk mengerti cara mengganti Personality tiap Digimon untuk mencapai evolusi yang kami inginkan. Keluhan ekstra lainnya? Mini-game kartunya yang membosankan, walaupun Anda memang tidak wajib memainkannya.

Terlepas dari hal tersebut, sebagai gamer yang tumbuh besar dengan Digimon walaupun tak lagi banyak mengikutinya selama satu dekade terakhir, Digimon Story Time Stranger hadir sebuah karya yang memuaskan. Melihat Digimon-Digimon favorit Anda bertarung sembari mengeluarkan animasi serangan yang bombastis tetap jadi sebuah pemandangan yang seru. Karena seiring dengan umur kita yang terus menua, ia tumbuh jadi franchise yang mengikuti apa yang kita inginkan, dimana terkadang keimutan bukan lagi hal yang esensial.

Kelebihan

Mama mia..
  • Cerita utama yang menarik
  • Mekanik RPG turn-based standar yang memenuhi fungsinya dengan baik
  • Roster 450 Digimon yang bisa Anda racik dan rekrut
  • Animasi serangan dan kualitas tinggi model tiap Digimon yang dihadirkan
  • Setting Tokyo dan dunia Digimon dibangun indah.
  • Sistem serang memungkinkan kemenangan instan tanpa harus bertarung
  • Bongkar pasang skill aktif dan aksesoris memfasilitasi cukup banyak strategi
  • Punya sistem Auto-Battle dan Speed Up Animation
  • BeelStarmon

Kekurangan

Dari semua mini-game yang bisa mereka racik untuk Digimon, ini yang mereka hadirkan?
  • Misi sampingan tidak terasa menarik
  • Mini-game membingungkan dan membosankan
  • Butuh tutorial lebih jelas untuk menjelaskan sistem kepribadian Digimon
  • Aksi mengunci konten dalam bentuk DLC di versi termahal – Ultimate Edition terhitung absurd
  • UI yang butuh lebih bersahabat dan ringkas

Direkomendasikan untuk gamer: yang mencintai Digimon, yang menginginkan pengalaman RPG Digimon yang solid

Tidak direkomendasikan untuk gamer: yang menginginkan cerita yang ringan dan imut, membenci varian desain monster yang tidak terlihat seperti monster

Author picture
Editor in Chief
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

Next Post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest

Level Up Your Gaming News!

Subscribe for the latest gaming news and updates.

Share this website