Review Like a Dragon – Pirate Yakuza in Hawaii: Menggila di Laut!
Page 3

Review Like a Dragon – Pirate Yakuza in Hawaii: Menggila di Laut!

Author picture
Author picture

Ini Adalah Era Bajak Laut!

Ini adalah era bajak laut

Dengan nama yang jelas menggunakan kata “Pirate” di atasnya, seperti yang kita bicarakan sebelumnya, salah satu daya tarik seri ini tentu datang dari fakta bahwa Goro Majima, salah satu Yakuza tersadis dan terkuat di franchise ini, berujung “dilahirkan kembali” sebagai seorang bajak laut. Sebuah status yang tidak hanya diproyeksikan dalam bentuk gaya bertarung baru – Sea Dog saja, tetapi juga mekanik lain yang siap mengingatkan Anda pada game lain seperti Assassin’s Creed IV: Black Flag.

Salah satu tambahan paling signifikan tentu saja datang dari konsep pertempuran kapal yang kini disertakan.  Kapal akan digerakkan menggunakan analog selayaknya Anda berlari tanpa dipengaruhi sama sekali oleh kondisi dan kecepatan angin. Anda akan dibekali dengan bahan bakar yang memungkinkan aksi boost percepatan jika diaktifkan, yang juga akan menghasilkan damage ekstra jika dialihkan untuk menabrak kapal musuh yang ada. Sistem ketahanan kapal Anda dan kapal musuh akan disederhanakan dalam bentuk bar dan angka HP yang sangat mudah dipahami.

Baik Anda ataupun kapal musuh yang akan dibekali dengan tiga buah senjata utama yang terpasang: sebuah senjata mesin di bagian depan kapal dan meriam di kedua sisi yang masing-masing bisa dipasangkan jenis yang berbeda. Menariknya? Ada sistem debuff ala game RPG juga di senjata-senjata ini. Anda misalnya, akan bertemu dengan varian machine gun yang mungkin tidak seberapa mematikan di sisi damage, namun memiliki efek serangan es yang mampu membekukan kapal untuk sementara waktu. Ada pula meriam dengan jenis serupa yang lebih difokuskan untuk menghasilkan efek bak poison alih-alih damage mentah di awal.

Senapan mesin di depan dan meriam di kedua sisi dengan ekstra kemampuan boost adalah dasar bertarung menggunakan kapal di game ini
Beberapa jenis kapal hanya bisa ditenggelamkan setelah Anda menghabisi semua kru di deck mereka

Bergantung pada jenis petempuran yang Anda jalani, jika ia terhitung pertarungan istimewa di Coliseum atau melawan faksi tertentu di misi sampingan dan utama, maka pertarungan tidak berhenti sampai di sana saja. Sesi selanjutnya akan diisi dengan aksi naik ke kapal musuh dan bertarung untuk menghabisi semua awak-nya. Jka berhasil,  maka kapal musuh akan tenggelam, dan Anda akan dihitung sebagai pemenang.

Aksi bertarung melawan musuh yang tentu saja kian kuat, terutama di Coliseum ini, akan memberikan Anda kesibukan ekstra lainnya yang tidak terdapat di game-game Like a Dragon sebelumnya. Benar sekali, berkeliling Honolulu, Madlantis, hingga pulau Nele untuk merekrut calon-calon kru yang bisa Anda ajak untuk menjadi bajak laut juga. Kru-kru ini kemudian akan bisa Anda sematkan untuk menjadi penanggung-jawab untuk sesi senjata atau benar-benar turun ke lapangan untuk ikut Anda bertarung. Hadir dengan sistem kelangkaan, level, dan status mereka masing-masing, mengatur para kru ini di posisi yang tepat, apalagi beberapa di antaranya memiliki skill pasif pendukung yang solid, akan jadi kunci untuk memudahkan perjalanan Anda.

Sisanya seperti yang Anda prediksi, adalah mengumpulkan sebanyak mungkin uang untuk memperkuat kapal Anda. Aspek yang satu ini berujung cukup mengejutkan karena ia berujung sangat sederhana, tidak seperti sistem di Black Flag misalnya. Anda akan dengan cukup mudah dan cepat untuk membuka ekstra slot meriam untuk kedua sisi Anda dan beberapa slot baru untuk awak yang bisa Anda sematkan di area kapal dan bertarung nantinya.

Proses upgrade dan pengaturan kru hadir sederhana di sini
Strategi bertempur pun tidak banyak dimana sebagian besar kapal di Coliseum berhasil kami tundukkan dengan cara yang sama

Anda yang berharap akan melewati proses grinding atau pengambilan keputusan yang panjang sepertinya akan dikecewakan dengan seberapa sederhananya sistem upgrade ini. Ini adalah sebuah sistem dimana Anda hanya dituntut untuk punya banyak uang dan memastikan semua upgrade terpenuhi, tidak seperti sistem gaya bertarung di Like a Dragon, yang terkadang menuntut Anda untuk menetapkan prioritas tertentu.

Kesederhanaan juga terasa di tingkat kesulitan yang Anda nikmati seiring dengan kian kuatnya klan bajak laut yang Anda lawan, terutama di Coliseum. Sayangnya, alih-alih para bajak laut kuat ini datang dengan strategi atau komposisi baru, Pirate Yakuza in Hawai berujung mengikat tingkat kesulitan ini dengan lagi-lagi, urusan tebal HP dan tinggi damage yang mampu mereka hasilkan.

Situasi ini membuat hampir semua skenario pertempuran kapal akan berujung sama, dimana alih-alih bijak dan berstrategi, sebagian besar darinya bisa Anda selesaikan dengan konfrontasi langsung dengan senjata mesin yang terus menembak dan meriam yang terus bergaung, Sesekali memang Anda dituntut untuk melakukan aksi drift dengan boost, namun selama Anda sudah melakukan aksi upgrade, Anda tak perlu banyak khawatir. Apalagi Anda juga diperkenakan untuk melakukan aksi healing berbasis jumlah item di situasi ini.

Selain mengendalikan kapal secara langsung, Anda juga diperkenankan untuk kembali ke geladak dan menikmati situasi pertarungan dari perspektif unik di sana. Namun bukan sekadar kosmetik, perpindahan peran ke geladak seperti ini juga disematkan dengan mekanik gameplay tertentu. Selama proses ini, Anda bisa menolong kru-kru yang mungkin terluka karena serangan kapal musuh dan karenanya cedera dan tidak bisa menjalankan fugnsinya. Anda juga bisa mengaktifkan fungsi Smoke Screen di sini sehingga Anda akan kehilangan fokus serangan dari musuh untuk beberapa waktu. Terdesak? Majima juga dibekali dengan sebuah rocket launcher di perspektif ini, yang bisa Anda tembakkan ke kapal musuh untuk ekstra efek statu dan damage.

Anda bisa menikmati perjalanan dan pertarungan Anda dari perspektif geladak dengan ekstra fungsi di sini
10 Cincin yang bisa Anda pasang ini lah yang dijadikan tema sistem equipment di Pirate Yakuza in Hawaii Beberapa cincin bisa dipadupadankan untuk efek lebih kuat

Menjadi bajak laut di Pirate Yakuza in Hawaii juga berarti menikmati proses eksplorasi sebagai kapten dengan kapal raksasa ini. Dengan beberapa peta khusus baru untuk memfasilitasi ini, SEGA dan RGG setidaknya berhasil menjual ilusi ini dengan baik. Apalagi reward dari proses berburu harta karun dan menghabisi klan khusus bernama Devil Flag ini juga menjanjikan reward cukup menggoda, yakni aksesoris berupa cincin yang bisa dikenakan oleh Majima. Bisa dikenakan di 10 jari yang ada, dengan beberapa di antaranya diposisikan sebagai artifak yang istimewa, cincin-cincin ini merupakan sistem equipment baru yang akan mempengaruhi status Majima.

Selain cincin, Anda juga akan menemukan harta karun berupa artifak-artifak yang tidak secara langsung mempengaruhi gameplay, tetapi menawarkan resource berupa Reputasi dan Uang yang esensial untuk proses upgrade skill dan status Majima itu sendiri. Reputasi juga bisa dihitung sebagai EXP untuk keseluruhan aksi Anda sebagai bajak laut, yang juga bia jadi resource yang dibutuhkan untuk mengakses level Coliseum yang lebih kuat atau sekadar sebuah syarat untuk merekrut kru spesifik yang tengah menanti Anda di Hawaii.

Di atas kertas, tambahan aksi sebagai seorang bajak laut ini tentu menawarkan Pirate Yakuza in Hawaii ini sesuatu baru dan berbeda. Tidak ada yang menyangkal soal hal tersebut. Namun apakah ia berakhir seseru yang dibayangkan? Sayangnya, tidak. Selain karena betapa sederhana dan monotonnya hampir semua skenario pertempuran kapal yang terjadi, kami juga harus mengeluhkan kecepatan gerak kapal yang lambat saat proses eksplorasi. Terdengar sederhana memang, namun ini mencabut kesenangan berperan sebagai bajak laut di Pirate Yakuza in Hawaii untuk kami.

Perjalanan bisa jadi terasa membosankan karena kecepatan kapal yang terhitung lambat bahkan saat menggunakan boost sekalipun

Kecepatan kapal yang diusung game ini membuat proses bergerak dari satu titik ke titik lainya menjadi sebuah tugas yang membosankan alih-alih sesuatu yang menyenangkan. Memang Anda akan dibekali dengan boost dan ragam “terowongan angin” untuk dimanfaatkan.  Namun bahkan di kedua situasi tersebut sekalipun,  kami merasa kecepatan yang diusung kapal seperti ini masih terlalu pelan.

Butuh waktu hanya untuk bergerak dari satu titik ke titik lain, bahkan di peta kecil sekalipun. Parahnya lagi? RGG dengan sengaja meletakkan point of interest, dari harta karun hingga kapal perompak lain di sudut-sudut berseberangan. Masih belum lebih buruk? Mereka sengaja menempatkan kapal musuh di pertengahan dengan ruang lacak terhitung luas untuk mengenali dan mengejar Anda. Pertarungaan dan eksplorasi kapal di Pirate Yakuza in Hawaii akan terasa seru hanya di beberapa awal pertempuran saja. Sisanya? Mulai monoton dan membosankan.

Terlalu Jepang, Terlalu Canggung

Sesi kencan seri ini sepertinya pantas dikategorikan sebagai yang terburuk dan sulit untuk dinikmati

Hampir sebagian besar penikmat seri Like a Dragon, termasuk kami, adalah golongan gamer-gamer pria yang mengapresiasi dan merayakan setiap mini-game super sensual yang ditawarkan RGG untuk setiap iterasi yang ada. Mereka juga terkenal efektif memilih talenta yang tepat untuk menjalankann tugas-tugas ini, termasuk aktris film dewasa Jepang di dalamnya. Konsep ini terus disulap menjadi mini-game yang terhitung cukup menarik, dengan motivasi untuk mendapatkan potongan video lebih “nakak” di akhir sebagai reward. Sayangnya kami harus malaporkan bahwa Pirate Yakuza in Hawaii mengeksekusi konsep ini dengan sangat buruk.

Terlepas dari fakta bahwa mereka berhasil merekrut talenta sekelas cosplayer ternama Enakorin dan mantan aktris dewasa yang kini berganti profesi menjadi influencer – Shibuya Kaho, RGG mengeksekusi konsep Minato Girls di game ini dengan tendensi yang “terlalu Jepang”. Saking Jepang-nya, hingga Anda merasa canggung.

Situasi ini memang tidak terhindarkan. Mengingat salah satu pokok identitas dan citra ikonik Goro Majima adalah cinta tulusnya pada satu wanita spesifik yang membuat banyak air mata gamer berlinang di Yakuza 0. Tidak mungkin Goro “bermain wanita” yang akan mengotori citra tersebut. Sebagai solusi, RGG memberikan beban tersebut kepada karakter Masaru Fujita yang dibintangi oleh aktor Akiyama Ryuji. Masaru yang punya kemampuan bela diri cadas dan skill memasak yang brilian diceritakan tidak pernah sekalipun berpacaran dengan wanita-wanita cantik ini. Oleh karena itu, Majima mengambil inisiatif untuk memenuhi mimpi tersebut.

RGG sepertinya terlalu optimis bahwa kita semua mengenal siapa aktor pria ini Padahal banyak yang tidak tahu dan karenanya tidak peduli
Alih alih lucu ia justru melahirkan banyak situasi canggung dimana ia berhasil membuat bulu kuduk kami merinding

Di sinilah, masalah terbesar terjadi. Bahwa untuk pertama kalinya, bahwa alih-alih disajikan dalam bentuk perspektif orang pertama untuk mengisi ilusi romansa tersebut, rangkaian sesi kencan dengan para Minato Girls ini berujung diambil dengan gaya drama, dimana yang termuat adalah interaksi antara Masaru dan gadis-gadis ini secara keseluruhan dan kemudian spesifik satu per satu setelahnya. Anda tidak dilibatkan secara aktif, hanya sebagai “mak comblang” yang menawarkan inisiatif yang terhitung absurd ini. Misi-misi untuk mengumpulkan gadis-gadis ini juga diposisikan bak misi sampingan biasa dan alih-alih dibumbui mekanik kencan ala host yang selama ini didorong oleh LIke a Dragon.

Kecanggungan tercipta karena kami yakin sebagian besar dari Anda, termasuk kami, tidak mengenal siapa Akiyama Ryuji dan seberapa populer ia di Jepang. Ini membuat interaksinya dengan setiap Minato Girls (yang untungnya hadir dengan kostum yang memanjakan mata ini) terlihat begitu aneh dan canggung.

Anda mengerti bahwa Akiyama ini adalah seorang komedian populer di Jepang dan karenanya ia dilibatkan, akan tetapi lelucon yang ia hadirkan juga berujung terlalu “Jepang” sehingga sulit untuk ikut tertawa. Salah satu adegan dimana RGG memutuskan untuk memperlihatkan aktor ini mandi nyaris tanpa busana justru membuat bulu kuduk kami merinding alih-alih tersenyum. Sulit untuk merasa relate ketika Anda bahkan tidak paham daya tarik aktor di balik sosok Masayu ini. Kesan ini bahkan datang dari kami yang terbiasa menikmati Gaki no Tsukai dan karenanya cukup familiar dengan humor absurd Jepang.

Bayangkan, semua dipresentasikan dalam bentuk film pendek berdurasi setidaknya 3 menit – 5 menit yang memperlihatkan bagaimana buruknya interaksi setiap Minato Girls ini dengan Akiyama sebagai Masayu, berturut-turut. Walaupun tombol skip tersedia jika Anda tidak lagi mampu meladeninya, namun membuat semua film pendek ini harus ditonton beruntun adalah keputusan yang kian membuat pengalaman ini menyiksa. Lebih buruknya lagi? Ada ilusi opsi pilihan selama proses ini, dimana Majima seolah memberikan Masayu sebuah nasehat penting untuk mendekati wanita-wanita ini. Memainkannya dua kali, kami menemukan bahwa terlepas dari apapun opsi yang Anda ambil, hasil akhir yang ditayangkan sama sekali tidak berubah.

Tidak ada efeknya apapun pilihan yang Anda ambil akan berujung pada film pendek yang sama

Oleh karena itu, gaya perspektif baru yang hendak didorong oleh RGG di seri ini sepertinya pantas kami sebut sebagai skenario kencan terburuk di semua seri Like a Dragon yang pernah ada. Pada akhirnya, mereka bahkan tidak memberikan Anda solo-shot atau video dengan desain pakaian lebih “sensual” sebagai reward di akhir. Jadi untuk Anda yang tertarik dengan game ini karena potensi Enako atau Kaho hadir dengan pakaian lebih seksi, review ini harus mengubur mimpi Anda tersebut dalam-dalam.

author avatar
Pladidus Santoso
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.
Author picture
Editor in Chief
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

Next Post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest

Level Up Your Gaming News!

Subscribe for the latest gaming news and updates.

Share this website