Review Like a Dragon – Pirate Yakuza in Hawaii: Menggila di Laut!
Page 4

Review Like a Dragon – Pirate Yakuza in Hawaii: Menggila di Laut!

Author picture
Author picture

Cerita Berlanjut…

Cara RGG mampu membuat kisah bajak laut absurd ini tetap terikat pada cerita utama memang pantas diapresiasi walaupun ia bisa terkesan dipaksakan

Tenang saja, sesi ini akan hadir tanpa spoiler. Banyak fans yang sepertinya punya ekspektasi tersendiri bahwa terlepas dari posisinya sebagai seri spin-off, Pirate Yakuza in Hawaii seharusnya tetap punya kontribusi tertentu untuk jalinan cerita utama Like a Dragon yang tengah berlangsung, seperti halnya yang juga sempat dilakukan Ryu Ga Gotoku untuk The Man Who Erased His Name. Jika Anda termasuk salah satu fans tersebut, kami dengan bahagia mengabarkan: iya.

Bahwa terlepas dari betapa absurdnya premis yang ia usung, dimana kita bertemu dengan Majima yang lupa ingatan dan berubah menjadi seorang bajak laut di sini, Pirate Yakuza in Hawaii tetap berkontribusi dan terikat pada cerita utama Like a Dragon, walaupun porsinya terhitung tidak terlalu signifikan. Bahwa ia dibumbui dengan konteks dan alasan yang cukup kuat, walaupun tetap terhitung absurd, untuk memberikan justifikasi yang kuat mengapa seri ini harus eksis dari sisi cerita.

Walaupun demikian, sulit rasanya bahwa ikatan untuk sang cerita utama ini tetap terasa dipaksakan dan hanya eksis sebagai justifikasi yang dipikrkan setelah konsep game ini sudah diracik lebih dahulu. Sesungguhnya, seiring dengan kegilaan kisah di The Man Who Erased His Name dan Pirate Yakuza in Hawaii ini, kami sangat berharap game ini tidak berubah menjadi Saints Row.

Bahwa ambisi selanjutnya adalah meracik seri spin-off yang lebih gila dibandingkan spin-off sebelumnya hingga di titik keanehan dan semua hal gila di dalam kontenya tidak lagi bisa ditoleransi dan karenanya, justru menghancurkan apa yang kita suka dari Like a Dragon selama ini.

Kesimpulan

like a dragon: pirate yakuza in hawaii review
Like a Dragon Pirate Yakuza in Hawaii tetap mampu menjalankan tugasnya sebagai sebuah seri spin off menawarkan pengalaman Like a Dragon yang familiar namun dengan balutan konsep dan tema yang mungkin tidak cocok untuk seri utama

Membuat seorang Goro Majima sebagai seorang bajak laut dan memfasilitasi peran tersebut dengan mekanik gameplay dan peta baru adalah langkah yang pantas untuk diapresiasi dari Ryu Ga Gotoku dan SEGA. Walaupun eksekusi perang dan eksplorasi berbasis kapalnya tidak seseru yang kami bayangkan, namun aspek bajak laut lain yang ia usung – dari gaya bertarung baru bernama Sea Dog, aksi rekrut kru, hingga pertarungan melawan 100 musuh sekaligus meninggalkan kesan yang cukup mendalam dan berbeda. Dipadupadankan dengan kisah yang agak terasa dipaksakan namun jadi justrifikasi lumayan solid untuk sang cerita utama, ia menjalankan tugasnya sebagai sebuah seri spin-off dengan baik.

Namun tentu saja, tidak kesemua aspek game ini bisa dipuja-puji. Hampir sebagian besar keluhan yang kami utarakan juga berssumber dari sistem kapal yang mereka jadikan sebagai mekanik utama di sini. Pergerakan kapal yang terhitung lambat membuat proses eksplorasi mudah membosankan. Sementara dari sisi aksi, konsep upgrade dan sistem pertukaran senjata di pertarungan kapal pun kelewat sederhana untuk game yang hendak menjualnya sebagai daya tarik utama. Kami cukup rasional untuk tidak mengharapkannya datang dengan kustomisasi super kompleks, namun setidaknya, bisa sedikit lebih rumit dibandingkan ini. Kekecewaan terbesar? Tentu saja cara menengani konsep Minato Girls yang sempat memancing hype.

Di luar kekurangan tersebut, Like a Dragon: Pirate Yakuza in Hawaii tetap mampu menjalankan tugasnya sebagai sebuah seri spin-off, menawarkan pengalaman Like a Dragon yang familiar namun dengan balutan konsep dan tema yang mungkin tidak cocok untuk seri utama. Tidak semua eksekusi konsep ini berujung memesona memang, namun keunikan yang ia usung tetap pantas untuk dilirik oleh gamer-gamer penikmat Like a Dragon itu sendiri.

Kelebihan

Apakah ini adalah tipe kru yang ingin Anda lihat tinggal di kapal Anda
  • Konsep bajak laut yang berhasil dijustifikasi dari perspektif cerita utama
  • Gaya bertarung  Sea Dog berujung keren
  • Sistem rekrut kru jadi ekstra kesibukan yang lumayan seru
  • Konsep pertarugan melawan 100 musuh sekaligus terasa epik
  • Cukup banyak konten untuk memfasilitasi mekanik kemudi kapal yang baru dan tema bajak lautnya

Kekurangan

Sungguh potensi yang sangat disia siakan
  • Proses upgrade dan strategi bertarung dengan kapal terlalu sederhana
  • Gerak kapal terlalu lambat sehingga mudah membosankan saat eksplorasi
  • Eksekusi kencan dengan Minato Girls yang mengecewakan

Direkomendasikan untuk gamer: penikmat konsep game bajak laut, pencinta franchise Like a Dragon.

Tidak direkomendasikan untuk gamer: yang menginginkan pertarungan kapal super kompleks, datang hanya untuk para Minato Girls saja.

author avatar
Pladidus Santoso
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.
Author picture
Editor in Chief
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

Next Post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest

Level Up Your Gaming News!

Subscribe for the latest gaming news and updates.

Share this website