
Di era modern ini, menemukan kata “underrated” di internet memang bukan perkara yang sulit. Sayangnya, alih-alih sesuatu yang dinilati terlalu rendah dibandingkan kualitasnya, label ini justru lebih sering diarahkan ke produk-produk yang jelas sudah mendapatkan pujian di sana-sini. Menemukan sebuah produk, terutama ranah kreatif yang layak untuk diapresiasi lebih memang sama sulitnya seperti hendak menemukan emas di tengah sungai yang kotor. Namun selayaknya emas, selama ia terus dibicarakan dan disebarkan, maka para penambang pun akan tiba. Situasi inilah yang terjadi dengan franchise RPG andalan Konami – Suikoden.
Tidak pernah mendapatkan pengakuan yang seharusnya di hari rilisnya lebih dari 20 tahun yang lalu, Suikoden memang harus puas “tenggelam” karena dominasi nama lebih besar seperti Final Fantasy misalnya, yang merajai era JRPG di kala itu. Namun siapa yang menyangka, bahwa setelah masa paceklik lama yang juga kian membuktikan ketakutan Konami untuk mengeksplorasinya kembali, Suikoden kembali di tahun 2025 ini! Tidak sebagai seri baru, namun tetap memberikan ruang lebih pantas bagi gamer-gamer muda untuk terjun dan memahami daya tariknya. Sebuah kesempatan untuk menyelami sesuatu yang benar-benar pantas menyandang predikat “underrated” yang sesungguhnya.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Suikoden I & II HD Remaster ini? Mengapa kami menyebutnya masih sebagai versi terbaik dari game JRPG terbaik? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Proyek remaster yang ditawarkan Konami ini memang langsung memuat dua buah seri pertama – Suikoden I & Suikoden II di dalam satu paket penjualan yang sama. Ini tentu saja menjadi keputusan strategis dan bisa dirasionalisasi dimana keduanya berhubungan.
Anda bisa mengkategorikan Suikoden I sebagai prekuel langsung dari Suikoden II karena keduanya punya keterkaitan cerita yang kuat. Protagonis utama kita dari Suikoden II merupakan generasi selanjutnya dari salah satu karakter penting dari seri Suikoden pertama dengan konsekuensi politik yang juga tercermin di sana. Percakapan dan kehadiran beberapa karakter penting juga akan saling terkait, dengan beberapa di antaranya bahkan memainkan peran cerita yang krusial.
Menariknya? Bahkan di posisi ini sekalipun, Suikoden II tetap jadi seri yang di mata kami, bisa berdiri sendiri. Anda tetap bisa menikmati game RPG yang satu ini secara langsung tanpa mencicipi Suikoden I sama sekali, yang mungkin karena alasan tertentu berujung Anda hindari. Memainkan Suikoden I tentu saja akan menawarkan insight lebih dalam soal karakter-karakter ini, namun bukan berarti Suikoden II akan membiarkan Anda datang dengan tangan kosong. Ada beberapa karakter yang didesain untuk memberikan kepada Anda eksposisi soal apa yang terjadi di Suikoden I sehingga apa yang terjadi di Suikoden II terasa rasional.


Satu yang pasti, seperti kebanyakan game JRPG, keduanya akan berputar di tengah cerita soal konflik, persahabatan, kehormatan, dan perjuangan. Yang membuat Suikoden menarik adalah beratnya muatan politik yang ia tawarkan di dalam garis cerita utama, dimana perang yang tak terhindarkan selalu meninggalkan penderitaan untuk mereka yang terdampak. Terkadang ia juga diproyeksikan lewat scene yang tentu saja, cukup lugas untuk memamerkan horor tersebut.
Lantas, seperti apa jalinan cerita Suikoden I dan Suikoden II? Bagaimana kisah karakter utama Anda berujung terlibat dalam konflik antar negara yang memakan begitu banyak korban ini? Bagaimana ia menawarkan kisah soa cinta, persahabatan, dan pengkhianatan di tengahnya? Anda tentu saja harus menikmati proyek remaster ini untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Untuk pondasi review kali ini sendiri, kami akan lebih dominan membicarakan soal Suikoden II yang memang lebih familiar untuk kami dibandingkan dengan Suikoden pertama.