Review Suikoden I – II HD Remaster: Versi Terbaik dari Yang Terbaik!
Page 2

Review Suikoden I – II HD Remaster: Versi Terbaik dari Yang Terbaik!

Author picture
Author picture

Menua dengan Indah

Suikoden II menjadi bukti nyata dari kasus game tua yang menua dengan begitu indah.

Suikoden memang sebuah kasus yang terhitung unik. Ketika ia pertama kali dilepas, Playstation pertama mulai bergerak ke ranah 3D sebagai lompatan teknologi termutakhir. Di situasi itu, tidak heran jika banyak gamer yang mengelu-ngelukan standar visual baru ini dan hanya menaruh perhatian mereka yang terbatas kepada proyek-proyek yang serupa. Suikoden II yang datang dengan pixel-art di kala itu seringkali disederhanakan sebagai game yang “ketinggalan zaman”, membuat potensinya terenggut begitu saja.

Kini di tahun 2025, apresiasi tersebut justru melonjak di proyek Suikoden I & II HD Remaster ini. Siapa yang mengira bahwa game RPG yang sudah berusia lebih dari 25 tahun ini ternyata masih terlihat begitu indah. Kerennya lagi? Bukan karena proses remaster itu sendiri.

Memang proses remaster ini membuat proyek Suikoden Remaster ini kini berada di level yang lebih modern. Tidak segila proyek remake 2D-HD Dragon Quest milik Square Enix memang, namun cukup pantas untuk dirayakan mengingat ia membawa game yang berisikan 108 karakter ini ke level game-game pixel-art modern. Hampir semua aset kini dipoles dengan tekstur definisi tinggi, dari sekadar ember yang Anda temukan di ruangan, rumput-rumput saat pertarungan berjalan, atau film-film pendek basis CGI yang kini berjalan di definisi tinggi yang rapi.

Anda akan merasakan pengalaman visual jauh lebih tajam berkat implementasi tekstur definisi tinggi untuk semua objek sekitar.
Hal yang sama untuk model karakter yang ada, baik protagonis ataupun monster.

Hal yang juga berubah juga datang dari beberapa hal kecil, seperti efek tata cahaya yang kini menciptakan bayangan di air, efek-efek cahaya yang membuat beberapa scene bahkan lebih sinematik, dan juga model karakter yang jelas lebih tajam. Namun charm yang membuat Suikoden II terlihat fenomenal di Remaster ini tidak hanya datang dari sana saja.

Ia justru datang dari kualitas yang sebenarnya sudah tersedia di seri original dan berujung menua dengan manisnya di era modern ini, yang memang terlihat lebih menonjol berkat proses remaster yang ada. Kuncinya adalah terletak pada animasi sprite yang ditawarkan oleh Suikoden II HD Remaster ini. Bahwa pendekatan kualitas visual pixel-art yang mereka usung tidak lah menjadi sebuah pembatas soal apa yang bisa mereka lakukan untuk membuat setiap karakter dan momen begitu hidup dan emosional.

Suikoden menabrak “keterbatasan” pixel-art yang seringkali terkunci pada 5-6 animasi saja. Di sini, ada begitu banyak sprite yang dihasilkan untuk memastikan satu momen terproyeksikan dengan baik, terlepas dari fakta bahwa sprite-sprite ini mungkin tidak lagi akan banyak digunakan setelahnya. Lihat saja betapa banyak ekspresi yang bisa dieksekusi oleh Nanami, dari ketika ia riang, sedih, marah, hingga sekadar jadi bahan lelucon anggota party yang lain. Ini adalah sebuah kualitas yang sudah tersedia sejak seri original, yang seharusnya di era itu, pantas mendapatkan lebih banyak pujian.

Pixel-art tidak pernah membatasi Suikoden untuk mengekspresikan diri lewat begitu banyaknya sprite unik yang diusung.
User-interface terlihat lebih rapi. Tenang, angka-angka damage yang Anda hasilkan juga kini lebih tajam.

entu saja, proses remaster juga mengubah beberapa hal lainnya, seperti user-interface yang kini terlihat lebih tajam dan rapi misalnya. Keputusan untuk menyediakan satu ekstra tombol khusus untuk melakukan serangan Auto daripada harus memilih dari menu juga jadi tambahan yang kami apresiasi. Ia membantu membuat pertarungan berjalan lebih ringkas.

Sementara dari sisi audio, memang sempat ada mimpi untuk melihat setidaknya 108 karakter ini memiliki suaranya sendiri-sendiri memang. Namun mengingat ini adalah proyek remaster dan sejauh telinga mendengar, ia sudah punya kualitas audio yang fantastis baik dari musik hingga suara efek misalnya, maka tidak ada keluhan di sini. Proyek remaster ini hanya “melanjutkan” sesuatu yang sudah dieksekusi manis di versi originalnya.

Lebih Nyaman

Seperti seharusnya sebuah proyek remaster, Suikoden I & II HD Remaster juga datang dengan ragam ekstra fitur dan QOL.

Apalah artinya sebuah produk remaster jika Anda tidak menikmati sesuatu yang lebih modern atau jika ia tidak memperbaiki hal-hal yang dianggap terlalu “tua” untuk standar gaming saat ini. Hal tersebut jugalah yang berusaha ditawarkan Konami dengan proyek Suikoden I & II HD Remaster ini.

Pertama-tama, yang cukup signifikan adalah fakta bahwa bersumber dari versi PSP yang sempat dilepas, karakter Anda baik di Suikoden I ataupun II, kini akan bisa bergerak secara diagonal. Anda – gamer-gamer muda mungkin tertawa mendengar soal penambahan “fitur” yang terdengar sangat sederhana ini. Namun dibandingkan dengan keterbatasan hanya bisa bergerak 4 arah saja, kemampuan berjalan miring ini tidak hanya membuat si gerak lebih intuitif saja, tetapi juga membuatnya lebih cepat saat proses eksplorasi. Sayangnya, situasi ini tidak diperkuat dengan fitur percepatan gerak karakter yang biasanya termuat di game-game remaster klasik seperti ini.

Untuk masalah pecepatan, Suikoden I & II HD Remaster hanya menyediakan opsi percepatan untuk aksi bertarung saja. Harus ditekan secara manual di setiap encounter alih-alih sesuatu yang bisa Anda tetapkan permanen di pilihan Option misalnya, kecepatan maksimal yang ia tawarkan tentu siap membuat pertempuran jauh lebih cepat. Untuk standar gaming modern, begitu Anda mencoba percepatan hingga 3x yang ia tawarkan, mustahil Anda bisa bertarung lagi di kecepatan normal. Semuanya akan terasa terlalu lambat untuk bisa dinikmati, apalagi ketika Anda melewati proses grinding.

Opsi percepatan sayangnya hanya tersedia saat bertarung, tidak saat eksplorasi.
Walaupun sudah punya tombol sendiri, opsi Auto-Battle masih “terkunci” di hanya serangan biasa saja.

Sayangnya, opsi percepatan pertarungan ini tidak diikuti dengan sistem Auto-Battle yang disempurnakan. Seperti halnya di versi original, opsi “Auto” hanya akan membuat semua anggota party Anda menyerang secara bergiliran hingga musuh tewas atau semua anggota party Anda yang justru berujung binasa. Padahal Konami punya banyak celah untuh menyempurnakan opsi ini. Kami akan sangat berbahagia misalnya, jika opsi Auto ini juga disertakan dengan sedikit AI lebih cerdas yang paham kapan saatnya menggunakan Runes atapun Item. Walaupun di sisi lain kami juga mengerti bahwa situasi ini cukup kompleks mengingat sistem Item dan Runes layaknya equipment yang terus dibongkar pasang bergantung pada kebutuhan Anda.

Untungnya, untuk Anda yang hanya ingin datang atas nama cerita saja, Suikoden I & II HD Remaster juga datang dengan pilihan tingkat kesulitan. Untuk Anda yang ingin menikmati cerita dan memastikan segala sesuatunya berjalan lancar, apalagi Suikoden terkenal soal peningkatan tingkat kesulitan tiba-tiba yang kentara di beberapa boss, opsi yang satu ini selalu tersedia. Namun untuk Anda yang hendak mengejar trophy di versi Playstation misalnya, Anda justru harus berkutat di spektrum tingkat kesulitan yang sebaliknya.

Satu tambahan fitur yang mungkin akan membahagiakan gamer-gamer veteran namun sedikit membingungkan untuk gamer-gamer baru adalah “Event Timer” yang bisa Anda hidupkan atau matikan tanpa banyak penjelasan di atasnya. Benar sekali, di Suikoden II, ini terikat pada event satu karakter spesifik – Clive.

Untuk Anda yang tidak terlalu familiar, atas nama mendapatkan keseluruhan plot yang mengitarinya, kisah Clive dan karakter wanita lainnya – Elza punya sistem waktu di belakang layar. Ini berarti Anda harus mencapai lokasi tertentu sebelum jam permainan menyentuh angka spesifik agar event-eventnya bisa dipicu. Fitur “Event Timer” ini secara spesifik mengakomodasi preferensi Anda soal cerita ini, yang tentu saja bergantung apakah Anda ingin diburu waktu atau tidak dengan Suikoden II yang terkadang butuh proses grinding.

Ingin menikmati cerita Clive namun enggan terburu-buru? Tenang, ada opsi untuk itu.
Siapkan walkthrough Anda karena mustahil bisa mengumpulkan 108 karakter di game ini hanya dari sistem in-game saja.

Maka sisanya, selain sebuah mini map untuk mengetahui lokasi beragam toko penting dalam kota, Suikoden I & II HD Remaster masih tetap mengusung akar gameplay originalnya yang selama ini Anda kenal. Ini berarti Anda tidak hanya harus membaca log percakapan dan saksama untuk mengetahui kemana Anda harus bergerak selanjutnya saja, tetapi juga mengunjungi situs klasik seperti GameFaqs untuk memastikan Anda tidak melewatkan satupun dari 108 karakter terpilih untuk ending sempurna. Ya untuk urusan yang satu ini, tidak ada modernisasi dan tidak ada penyempurnaan QOL apapun.

Konami juga berusaha untuk “membantu” gamer sedikit bersiap untuk menawarkan juga opsi Auto-Save yang akan diposisikan di sebuah slot istimewa. Namun sayangnya, walaupun opsi ini kami terima dengan tangan terbuka, sulit untuk tidak merasa bahwa implementasinya sebenarnya bisa lebih baik lagi. Mengapa? Karena sistem auto-save ini didasarkan pada titik lokasi alih-alih momen. Jadi, game baru akan menyimpan progress otomatis jika Anda melewati wilayah tertentu. Jika Anda kebetulan tidak melewatinya? Tidak ada auto-save untuk Anda. Lebih menjengkelkannya lagi? Ketika Anda lupa melakukan sesuatu, melewati garis tersebut, dan “menikmati” proses auto-save beberapa kali yang memang punya waktu tunggu walaupun pendek.

Author picture
Editor in Chief
Pladidus sudah berkecimpung selama 14 tahun di industri media game Indonesia dan selalu bersemangat untuk merekomendasikan Suikoden II kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja.

Next Post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest

Level Up Your Gaming News!

Subscribe for the latest gaming news and updates.

Share this website