
Nama Troublemaker di industri game Indonesia memang terhitung istimewa. Di seri pertamanya, ia terus digadang sebagai calon game “Yakuza versi Indonesia”. Namun masih mentahnyan talenta di kala itu, sayangnya, melahirkan sebuah game action yang berada di bawah standar. Bukan hanya dari masalah teknis seperti visual dan audio saja, tetapi juga sensasi bertarung tangan kosong yang jadi pondasi sisi action yang ia tawarkan. Lebih parahnya lagi, upaya untuk menjual sisi “edgy” lewat sumpah serapah justru membuat keseluruhan pengalaman kian canggung. Untungnya ia tetap sukses di pasaran, Gamecom berujung berkomitmen untuk meneruskan franchise yang akhirnya resmi menyandang nama Troublemaker 2: Beyond Dream ini.
Ambisinya pun jelas besar sejak ia pertama kali diperkenalkan di publik. Bahwa meneruskan mimpi meracik sebuah game ala Yakuza yang sebenarnya, gamer akan diberikan ruang bermain lebih besar – sebuah kota alih-alih hanya sekolah saja. Konsep cerita utama dan cerita sampingan yang akan dibumbui dengan ragam humor absurd juga hendak dibumbui dengan pesan sosial yang relevan dengan apa yang tengah terjadi di Indonesia saat ini. Semuanya datang dengan penyempurnaan di sisi aksi melee itu sendiri.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Troublemaker 2: Beyond Dream ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang kebelet bermoral? Review kami akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot

Sesuai dengan nama dan angka yang ia usung, Troublemaker 2: Beyond Dream merupakan sekuel dari Troublemaker 1. Namun tidak lagi sekadar Budi, ia kini menghadirkan karakter protagonis utama kedua bernama Jordan.
Kedua karakter ini menjalani dua jenis kehidupan yang berbeda. Ketika Jordan menikmati masa-masa kuliah dan aktivitas bermusiknya bersama dengan band bernama Beyond Dream, Budi tengah berupaya keras meneruskan mimpinya sebagai petarung MMA mengingat talentanya di aksi baku hantam. Seperti yang bisa diprediksi, terlepas dari dua hidup berbeda ini, keduanya berbagi beberapa benang merah yang sama. Namun puncaknya ada di masalah narkotika.


Kota yang ditempati oleh Budi dan Jordan – Jayakarta memang tengah mengalami krisis menyeramkan yang satu ini. Sebuah varian narkotika bernama “Black Meth” yang diklaim bahkan tidak terdeteksi oleh anjing pelacak pun tengah populer. Pelan tapi pasti, narkotika ini mulai menjangkiti orang-orang terdekat yang dikenal oleh Budi dan Jordan, bahkan orang-orang terdekat mereka. Proses investigasi yang dilakukan bersama dengan tim khusus dari kepolisian justru mengarah ke sesuatu yang datang dari masa lalu Budi.
Lantas, mampukah Budi dan Jordan meyelesaikan masalah narkotika ini di Jayakarta? Tantangan seperti apa yang harus mereka hadapi untuk bisa membongkarnya? Lantas, siapa yang sebenarnya bertanggung jawab di balik belakang layar? Semua jawaban ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan Troublemaker 2: Beyond Dream ini.