Kesimpulan

Ada dua cara untuk menilai apa yang ditawarkan Gamecom dengan Troublemaker 2: Beyond Dream ini. Jika dibandingkan dengan kebanyakan game action indie yang lain, ia memang masih belum bisa menyentuh kualitas yang kita dambakan sebagai gamer Indonesia. Namun jika kita membandingkannya dengan sang seri pertama, Troublemaker 2 adalah penyempurnaan hampir di semua sisi, baik dari visual, gameplay, desain, hingga cerita utama yang kini berani mengeksplorasi tema yang lebih serius dan gelap. Semuanya tetap dikombinasikan dengan 2D Art yang fantastis dan OST yang kini pantas dirayakan. Gamecom jelas belajar banyak dari buruknya sang seri pertama.
Ada beberapa hal yang masih bisa diperbaiki, tentu saja. Dari review yang kami tuliskan di atas, sepertinya jelas bahwa kami mendambakan kualitas penulisan yang lebih baik di franchise ini. Perubahan ekstrim dari sebuah game yang sempat dituduh tidak berfaedah menjadi sebuah game yang “memuntahkan” pesan moral hampir di setiap sudut bukanlah direksi yang kami pribadi bayangkan. Kelemahan yang juga menemani beberapa hal lain yang perlu dicatat, seperti akurasi adaptasi model 3D yang masih buruk sampai balancing di skenario tarung yang menurut kami masih butuh balancing.
Namun di luar kekurangan tersebut, Troublemaker 2 berujung melahirkan rasa apresiasi yang cukup tinggi dari kami jika mengacu seberapa menyedihkannya sang seri pertama di mata kami. Gamecom jelas memperlihatkan keseriusan untuk membenahi diri dan menyempurnakan apa yang mereka bisa dengan segala keterbatasan yang ada. Kami tetap menyarankan Anda untuk menikmatinya di harga yang menurut Anda pantas untuk sebuah game indie Indonesia yang mulai terasa seperti video game seharusnya, tetapi kebelet bermoral di saat yang sama.
Kelebihan

- 2D Art tetap menjadi carry untuk game ini
- OST yang kini diisi band-band indie yang tidak ternama
- Tema cerita utama cukup gelap dengan konsekuensi serius
- Dipenuhi QOL yang meminimalisir rasa frustrasi
- Mini-game datang dengan varian yang cukup banyak dan rapi
- Sensasi bertarung lebih baik daripada seri pertama
Kekurangan

- Adaptasi 2D menjadi model 3D masih kurang sempurna
- Penulisan cerita diisi terlalu banyak pesan moral dengan gaya menggurui
- Kualitas mini-game dan side-mission tidak selalu solid
- Cerita utama bisa terasa dragging
- Bug mash terlihat, walaupun tidak fatal
- Humor tidak seberapa efektif untuk kami (menurut preferensi pribadi)
- Subtitle teks sering berujung terlalu panjang dan melelahkan untuk dibaca
Direkomendasikan untuk gamer: yang mencintai Troublemaker 1, yang ingin mendukung game-game Indonesia
Tidak direkomendasikan untuk gamer: yang menginginkan kualitas dan sensasi setara Yakuza, yang tidak suka dengan gaya bicara penuh bahasa kasar untuk percakapan