Cantik Ekstrim, Seksi Ekstrim

Dengan perubahan genre dan gameplay menjadi sebuah game dating sim penuh yang diambil dari perspektif orang pertama, maka menjadi tugas dan tanggung jawab Koei Tecmo untuk memastikan mata Anda termanjakan menikmati semua hal yang Anda pandang di sini, terutama para karakter wanita – Venuses yang bisa Anda kencani.
Menjadi salah satu developer dengan game yang selalu punya desain karakter wanita yang menarik, Anda sepertinya bisa mengantisipasi kualitas super tinggi untuk urusan ini ketika bicara soal VV Prism ini. Hampir semua karakter wanita yang bisa Anda kencani di sini terlihat begitu cantik, begitu manis, dan tentu saja – begitu sensual di beragam kondisi yang ada. Anda seperti berhadapan dengan sebuah entitas apa yang sering diimpikan para pria sebagai “wanita yang sempurna” secara fisik, sama sekali tanpa cela. Bahkan dibandingkan dengan seri Venus Vacation versi biasa, model karakter seperti Nanami misalnya berujung disempurnakan di game yang satu ini.
Secara pribadi, sebagai engine yang selama ini digunakan untuk meracik game seperti Wo Long dan seri Atelier, kami cukup terkejut dengan seberapa fleksibel-nya engine generasi terbaru Koei Tecmo – Katana Engine. Walaupun kemampuannya untuk menghadirkan lingkungan penuh detail dari jarak dekat masih dipertanyakan mengingat ia tidak jadi fokus game ini, namun untuk urusan model karakter, ia terlihat bisa diandalkan.


Maka semua proses “modernisasi” tersebut diarahkan untuk menciptakan ilusi realisme untuk interaksi Anda dengan para karakter wanita ini, yang sebagian memang dirancang untuk membuat jantung Anda semakin berdebar kencang. Implementasi raut wajahnya harus kami akui naik kelas, dimana Anda bisa dengan lebih jelas membaca reaksi lawan bicara Anda di depan mata, apakah mereka tengah malu, bersemangat, bergembira, atau justru jijik dengan jawaban yang Anda berikan. Ditambah dengan ekstra rona merah wajah yang bisa terpicu di situasi malu-malu, informasi tersebut tersalurkan lebih jelas kepada Anda.
Sayangnya, jika Anda melihat dengan lebih dekat, pendekatan desain karakter wanita yang terlalu “sempurna” membuat setiap dari mereka tidak terasa seperti manusia, melainkan boneka lilin tanpa cela yang hidup. Tidak ada satupun dari mereka, terlepas dari kulit yang putih cermelang misalnya, terlihat punya tekstur seperti layaknya kulit manusia yang terkadang punya garis nadi yang terlihat atau bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya, bahkan di bagian payudara yang sering jadi highlight sekalipun.
Implementasi “realisme” di beragam skenario juga tidak sempurna. Sebagai contoh? Soal gembar-gembor bagaimana engine ini memungkinkan tubuh para Venuses kotor misalnya. Dari sepanjang skenario dating sim dari awal hingga akhir, Anda mungkin hanya akan menemukan satu skenario dimana fitur ini dipamerkan dimana tubuh dan pakaian mereka dipenuhi pasir. Tidak ada situasi dan skenario dimana Anda bebas untuk menguji fitur ini.
Keanehan juga akan Anda temukan di sistem keringat dan basah di game ini. Walaupun kedua situasi ini akan membuat pakaian luar sang Venuses menjadi tembus pandang dan meningkatkan level sensualitas mereka, praktik akhirnya masih absurd.
Untuk sistem keringat yang bisa dipicu salah satu mini-game misalnya, Anda akan menemukan bahwa hanya bagian tubuh si Venuses saja yang akan berkeringat sementara bagian wajah mereka kering tanpa sebullir pun di sana. Alih-alih berkeringat, mereka justru terlihat baru saja keluar dari aksi menyelamkan tubuh mereka. Sementara untuk situasi basah karena hujan atau aksi di kolam? Walaupun keseluruhan tubuh mereka akan basah, refleksi cahaya di bagian wajah justru lebih terkesan bahwa mereka baru saja menggunakan skin-care super mahal asal Korea Selatan.

Kekecewaan ekstra juga kami rasakan dari cara VV Prism menangani gerak tubuh, terutama di area dada. Walaupun jelas game ini punya jiggle physics yang bisa Anda uji langsung dengan akurasi gerak yang cukup oke di luar realisme, ia tidak bekerja atau berfungsi sebaik apa yang ditawarkan Shift Up untuk Stellar Blade misalnya. Di game action RPG tersebut, juga jadi fokus, bagian dada EVE akan bereaksi dan berubah bentuk bergantung pada gerak tangan hingga postur tubuh. Sementara di sini? Ia akan lebih banyak berada di posisi konstan dengan hanya pergerakan yang terjadi pada saat Venuses melakukan aktivitas fisik seperti push-up atau melompat misalnya.
Namun seperti yang diprediksi, untuk “daya tarik” utama seperti rangkaian pakaian yang bisa Anda sematkan untuk para Venuses ini, Team Ninja mengeksekusinya dengan baik. Dengan alternatif varian yang sama untuk semua karakter wanita, ia datang dengan ragam desain dari yang menonjolkan keimutan, elegan, hingga yang memang difokuskan untuk terlihat super seksi saat dikenakan. Ekstra opsi kosmetik yang juga memberikan opsi soal gaya rambut hingga hal sekecil alas kaki yang bisa dilepas misalnya, akan memuaskan “kebutuhan” gamer-gamer yang terjun ke game ini dengan satu motivasi jelas yang bisa ditebak.

Sisi presentasi visual yang memanjakan mata ini untungnya juga didukung oleh sisi presentasi audio, terutama voice acting. Dengan VA Jepang yang tetap akan jadi basis untuk versi bahasa Inggris yang Anda nikmati sekalipun, Anda akan mendapatkan apa yang Anda butuhkan – suara sesuai kepribadian yang siap membuat jantung Anda berdetak semakin cepat. Mereka hadir manja saat dibutuhkan, menggemaskan di situasi yang lain, atau bahkan dingin ketika memang diharuskan. Sayangnya, untuk OST-nya sendiri, tidak ada sesuatu yang cukup istimewa untuk benar-benar dibicarakan.
Foto-Foto

Menyebut VV Prism: Dead or Alive Xtreme sebagai sebuah game “dating sim” memang agak sedikit menyesatkan jika Anda datang dengan ekspektasi untuk menikmat game yang memang difokuskan untuk menjual sensasi dating sim-nya itu sendiri. Memang ada sistem kencan di sini, ada sistem pilihan, dan juga ending untuk masing-masing Venuses yang berujung Anda pilih di akhir. Namun pada akhirnya, sulit untuk mengesampingkan kesan bahwa yang jadi daya tarik utama game ini justru terletak di mekanik fotografi yang ia usung alih-alih sistem dating-nya itu sendiri.
Diceritakan sebagai seorang manager dengan kemampuan dan perlengkapan fotografi di atas rata-rata, yang lagi-lagi harus mempromosikan resort Anda via foto dan video dari sisi lore, aksi fotografi ini memang jadi pusat mekanik dari VV Prism: DOAX ini. Hampir sebagian besar pengalaman bermain Anda, dari awal hingga akhir cerita akan berkutat pada sistem ini.
Game ini sendiri menyediakan dua jenis varian fotografi: versi cepat dan versi yang lebih komprehensif. Untuk versi cepat, dengan hanya menekan tombol R1 saja di Playstation 5, Anda akan menangkap secara instan apapun yang tengah Anda lihat di layar. Sementara untuk versi lebih komprehensif, memicu fungsi ini akan membawa Anda ke layar fotografi yang sesungguhnya dimana Anda bisa mengatur fokus, sudut, hingga pencahayaan jika Anda inginkan.
Lantas, untuk menyibukkan diri? Tentu saja, ada dua alasan utama. Pertama, ia bisa menjadi koleksi pribadi Anda. Untuk versi Playstation 5 misalnya, untuk setiap foto yang Anda tangkap, Anda akan bisa mengaksesnya kembali lewat fitur Media Gallery yang tersedia. Kedua? Karena hasil dari foto-foto ini akan menjadi objektif utama si video game sebelum Anda bisa melanjutkan cerita ke chapter selanjutnya.


Setiap chapter akan dimulai soal hal apa saja yang bisa Anda kejar lewat aksi foto di chapter tersebut, dimana semakin banyak objektif utama yang tertangkap dalam satu layar yang sama, semakin tinggi pula point yang diraih. Kemudian 6 dari keseluruhan foto tersebut harus Anda serahkan untuk penilaian di akhir. Ia akan menentukan banyak hal, dari berapa persen kenaikan rasa cinta Venuses berdasar foto siapa yang paling banyak Anda kirimkan dan jumlah fans yang mereka dapatkan. Untuk yang terakhir ini, jumlah fans di sini diposisikan sebagai sumber resource utama untuk membuka lebih banyak variasi item kosmetik dari gaya rambut hingga pakaian untuk setiap Venus.
Maka di luar sekadar menikmati percakapan dan respon para Venuses di ragam skenario yang ada, Anda selalu harus memikirkan soal kebutuhan foto yang esensial untuk progress cerita utama dan cerita cinta Anda ini. Bahkan akan ada beberapa titik cerita dimana para Venuses ini memang harus dipotret.
Namun ada sesuatu yang aneh dan cukup mengecewakan dari sistem foto yang notabene jadi mekanik utama VV Prism: DOA Xtreme. Bahwa terlepas dari seberapa lengkap fitur yang bisa Anda atur dan pakai, ia tidak memberikan banyak kebebasan untuk memanfaatkannya secara optimal.
Bayangkan saja, tidak ada sesi foto bebas di sini. Tidak ada opsi dimana Anda bisa memanggil Venuses Anda untuk mengambil foto di depan setting yang Anda inginkan. Parahnya lagi? Tidak ada opsi untuk meminta mereka untuk melakukan sesuatu, dari mengubah gaya atau bahkan sekadar tersenyum. Semua pose dan skenario foto “terkunci” pada apa yang disediakan oleh cerita utama dengan satu-satunya modifikasi yang bisa Anda lakukan hanyalah meminta si Venus untuk melihat ke arah kamera atau tidak. Ini benar-benar mengecewakan.


Sejujurnya di akhir, kami sendiri merasa bahwa keputusan untuk melebur konsep foto-foto sebagai mekanik yang lebih ditonjolkan di sebuah game dating sim seperti in justru jadi distraksi alih-alih sesuatu yang membuatnya lebih bernilai. Namun sekali lagi, mengingat penampilan karakter lah yang jadi fokus game ini alih-alih sisi dating sim-nya, maka keputusan ini seolah bisa dimengerti ketika dilihat dari sudut pandang yang lain.
One Response
Man of culture