Sebuah situasi yang mengejutkan. Tanpa ada alasan yang benar-benar jelas, KRAFTON yang notabene memang menjadi pemilik Unknown Worlds – developer Subnautica tiba-tiba menghentikan dan menendang ketiga petinggi studio ini sebelum early access Subnautica 2 meluncur ke pasaran. Ada indikasi kuat bahwa ketiga petinggi ini punya rencana yang berbeda soal timing rilis Early Access dibandingkan dengan apa yang diinginkan KRAFTON. Benar saja, rilisnya ditunda. Namun laporan terbaru juga menyiratkan sesuatu yang lebih “jahat” di balik keputusan ini.
Setelah sempat dicurigai akan terjadi, KRAFTON dan Unknown Worlds secara resmi mengumumkan penundaan rilis Early Access Subnautica 2 ke tahun 2026 mendatang. Lewat blog post resminya, mereka memberikan alasan bahwa game ini masih belum cukup siap untuk diluncurkan. Mereka butuh waktu untuk menyempurnakan beberapa aspek terutama membenahi feedback yang mereka terima dari sesi playtest yang ada.
Namun, laporan terbaru dari Bloomberg mengindikasikan bahwa langkah penundaan ini bukan sekadar masalah kualitas saja. Ada sesuatu yang lebih buruk bermain di sini.
Jurnalis Bloomberg – Jason Schreier melaporkan bahwa keputusan penundaan Subnautica 2 ini memang bertentangan dengan rencana petinggi sebelumnya yang menginginkan game ini meluncur di tahun 2025 ini juga.
Ternyata, ada klausul perjanjian dalam proses akuisisi KRAFTON sebelumnya bahwa Unknown Worlds berhak mendapatkan bonus sekitar USD 250 juta jika mereka berhasil menyentuh target pendapatan tertentu sebelum tahun 2025 ini berakhir. Angka pendapatan tersebut diyakini bisa dicapai jika Early Access Subnautica 2 meluncur tahun ini juga.

Namun seperti yang bisa diprediksi, dengan keputusan KRAFTON untuk menunda Subnautica 2 ke 2026, maka hampir mustahil target tersebut akan dipenuhi. Keputusan ini diyakini merupakan langkah licik perusahaan di balik inZOI dan PUBG ini untuk memastikan mereka tidak perlu membayar bonus USD 250 juta tersebut.
Padahal sang petinggi Unknown Worlds sebelumnya sempat berniat untuk membagikan bonus tersebut ke semua pegawai yang saat ini berjumlah 100 orang, dengan range bonus ratusan hingga jutaan USD per orang.
Bagaimana menurut Anda situasi yang satu ini?