
Di tengah ranah game zomibe yang sempat menjamur beberapa tahun yang lalu, Dying Light dari Techland memang berhasil menancapkan identitas uniknya. Sudut pandang orang pertama, gerakan manuver berbasis parkour, hingga sistem siang malam yang juga mempengaruhi jenis ancaman jadi daya tarik. Walaupun sang seri kedua tidak diterima begitu positif, Techland kini bersiap dengan Dying Light: The Beast.
Eksistensi Dying Light: The Beast ini juga terhitung unik. Awalnya, ia sempat direncanakan “hanya” sebagai expansion berbayar untuk Dying Light 2 saja. Namun di tengah pengembangan, ia dipuituskan untuk dirilis sebagai sebuah game terpisah dengan konten gameplay hingga 20 jam.
Dalam wawancara terbarunya dengan Insider-Gaming, franchise director Techland – Tymon Smektala mengaku bahwa bagi mereka, Dying Light: The Beast sebenarnya lebih dari sekadar game standalone belaka saja.
Walaupun tidak mengusung angka sama sekali, mereka secara internal mengaku melihat Dying Light: The Beast sebagai Dying Light 3. Ia diciptakan dari ambisi meracik game Dying Light terbaik yang mereka bisa dari pengalaman mengembangkan seri pertama dan kedua.

Yang menarik? Kesan internal tersebut juga hendak mereka dorong keluar lewat strategi marketing hingga rilis nanti. Mereka ingin fans dan gamer mengerti dan memahami bahwa The Beast layak dan sudah seharusnya untuk dilihat sebagai game AAA Dying Light selanjutnya, bukan “sekadar” produk expansion standalone belaka.
Dying Light: The Beast sendiri rencananya akan dirilis pada tanggal 22 Agustus 2025 mendatang untuk Playstation 5, Xbox Series, dan tentu saja – PC.
Bagaimana dengan Anda? Ikut menantikan seri yang satu ini?