
Berangkat dari timeline sejarah menarik yang kemudian dilebur dengan fiksi kuat dan konsep yang menarik, Ubisoft memang menjadikan Assassin’s Creed sebagai produk yang unik. Setelah apa yang mereka capai dengan Shadows, Ubisoft juga kabarnya hendak bereksperimen dengan proyek selanjutnya – HEXE yang dirumorkan akan menyuntikkan elemen magis di dalam cerita dan gameplay. Ternyata oh ternyata, HEXE bukan satu-satunya game yang sempat mereka rencanakan. Mereka sempat hendak terjun ke era Civil War Amerika Serikat.
Pengumuman resmi memang tidak pernah dilakukan, namun informasi inilah yang berhasil digali oleh seorang Stephen Totilo untuk situsnya – GameFile setelah mengoreknya dari 5 sumber yang berbeda.
Kelima sumber ini menyebut bahwa di satu titik, Ubisoft sempat merencanakan proses pengembangan untuk game Assassin’s Creed bertema perang sipil Amerika Serikat sekaligus periode Rekonstruksi yang terjadi antara 1860 – 1870.
Untuk era Rekonstruksi ini, gamer akan berperan sebagai seraong Assassin berkulit hitam yang sempat menjadi budak di bagian selatan Amerika Serikat. Ia kemudian berpindah ke barat untuk memulai hidup yang baru. Namun kehadiran organisasi Ku Klux Klan yang rasis pun membuatnya harus pulang ke selatan, bergabung dengan grup Assassin, dan mulai mengobarkan perjuangan.

Game ini kabarnya berujung dibatalkan Juli 2025 kemarin oleh perusahaan utama Ubisoft di Paris karena dua hal: pertama – backlash yang diterima oleh Yasuke di Assassin’s Creed Shadows dan yang kedua – iklim politik Amerika Serikat yang semakin tegang. Pada akhirnya, game Assassin’s Creed tanpa nama ini dianggap terlalu politis untuk sebuah negara yang dianggap terlalu tidak stabil saat ini.
Situasi politik Amerika Serikat saat ini tentu saja memancing rasa penasaran soal bagaimana cara beberapa game seperti GTA VI yang notabene merupakan gudang satir untuk memperlakukan dan menanganinya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah sebuah game Assassin’s Creed bertema perang sipil Amerika Serikat terdengar menarik untuk Anda?