Bagi kita yang sekadar hidup di dalam ekonomi rumah tangga, aksi PHK massal yang dilakukan beberapa perusahaan raksasa termasuk yang datang dari industri game memang sulit dicerna. Bagaimana mungkin sebuah usaha yang terus mencatatkan rekor keuntungan tiap tahun yang mampu menghidupi ratusan ribu orang mengeluhkan soal penghematan dan kebutuhan untuk proses efesiensi. Namun hal inilah yang sempat tejradi dan sayangnya, terjadi dengan divisi gaming Microsoft – Xbox.
Setelah proses akuisisi bernilai puluhan miliaran USD yang sempat mereka lakukan untuk membawa Bethesda dan Activision Blizzard untuk berdiri di bawah bendera mereka, Xbox kabarnya kembali melakukan proses “:perampingan”.
Berdasarkan laporan yang dilepas Bloomberg, hampir semua divisi gaming Xbox terdampak dengan keputusan ini. King – developer di balik Candy Crush kabarnya harus memotong setidaknya 10% tenaga kerja mereka atau sekitar 200 orang. Kantor Xbox di wilayah Eropa yang lain seperti Zenimax misalnya juga akan melakukan hal yang sama, walaupun jumlah terdampaknya masih disembunyikan.
Kantor Xbox di Amerika Serikat juga dipastikan akan mengalami situasi yang sama, namun belum ada informasi lebih jelas berapa persentase dari total 20.000 karyawan yang harus membersihkan meja mereka. Ia akan menjadi bagian dari “korban” sekitar 9.000 pekerja yang memang direncanakan akan dipulangkan Microsoft lintas divisi dan negara.
Phil Spencer sendiri memberikan alasan korporat super klise sepeti pada umumnya, menyebut PHK ini esensial untuk memastikan Microsoft hanya berfokus pada sektor-sektor pertumbuhan. Langkah ini penting untuk memastikan mereka lebih sigap dan efektif.
Ini menjadi kasus PHK massal keempat Microsoft selama 18 bulan terakhir. Bagaimana menurut Anda situasi yang satu ini?
