
Seperti sebuah ancaman yang akhirnya hadir dan membuka mata banyak gamer soal betapa rentannya konten video game yang mereka nikmati berujung disensor oleh pihak luar gaming itu sendiri, inilah yang terjadi dengan kasus Steam tempo hari. Kasus ini ternyata sudah diperingkatkan oleh Yoko Taro sejak tahun 2024 kemarin.
Untuk Anda yang tidak familiar, gamer-gamer Steam baru saja bertemu dengan situasi mengkhawatirkan. Perusahaan kartu kredit sebagai Visa dan Mastercard ternyata bisa “memaksa” Steam untuk menghapus game yang dianggap tidak sesuai dengan standar moral mereka dengan ancaman akan menarik diri jika tidak dipenuhi. Masih jadi tumpuan alat pembayaran, tentu akan katastropik jika Steam tidak menuruti keinginan ini.
Ini sebenarnya bukan pertama kalinya perusahaan seperti Visa dan Mastercard melakukan hal ini mengingat situasi serupa juga sempat terjadi pada platform dewasa milik Jepang di tahun 2024 kemarin. Otak dari seri NieR – Yoko Taro sempat mengungkapkan kekhawatirannya.
Lewat tweet yang diterjemahkan oleh situs Automaton dan kini diangkat kembali oleh situs PCGamer, Yoko Taro menyoroti betapa berbahanya situasi yang satu ini. Ia menyebut bahwa situasi ini membuat perusahaan terdampak kini harus terikat pada sebuah regulasi yang bekerja di luar hukum itu sendiri.
合法なアダルトコンテンツ支払いをクレカ決済会社が拒否してる件。
— yokotaro (@yokotaro) November 5, 2024
法を超えた規制は出版でも何でも行われてきた事だけど、流通インフラ全体に関わってる決済業者が自己判断で行えるのは、ちょっとレベルの違う危険度な気がする。
決済業者を握れば、他国への言論統制に使う事すら可能になるし。
Aksi yang dilakukan perusahaan pembayaran ini dia sebut sangat berbahaya. Bagi Yoko Taro, implikasinya berada di level yang baru. Ia melihat bahwa siapapun yang menguasai perusahaan pembayaran alias kartu kredit di titik ini, punya kemampuan bahkan untuk melakukan sensor ke kebebasan berpendapat sebuah negara sekalipun jika mereka mau.
Yoko Taro melihat aksi ini bukan sekadar sebagai ancaman untuk konten-konten dewasa saja atau sekadar kebebasan berekspresi, tetapi bahkan demokrasi itu sendiri.
Bagaimana menurut Anda?