
Keputusan banyak platform yang dimulai dari Steam untuk PC dan diikuti lebih banyak produsen konsol untuk membiarkan game-game indie dirilis juga meninggalkan efek negatif tersendiri. Tidak sedikit yang memanfaatkan fleskibilitas tersebut untuk melepas game-game di kualitas murahan yang beberapa di antaranya bahkan dikategorikan sebagai game-game shovelware. Hal inilah yang juga terjadi dengan NIntendo.
Keputusan Nintendo untuk membiarkan eStore-nya diisi dengan game-game indie tanpa banyak pengawasan akhirnya memicu kritik pedas langsung dari gamer asal sang konsol – Jepang.
Apa pasal? Karena e-Shop mereka baru saja kedatangan dua buah game puzzle dengan sedikit elemen dating di dalamnya bertajuk Pirate Anime Quest: One Boys Journey, A Piece of Island Love dan Pirate Anime Quest: one Girls’ Journey, A Piece of Island Love. Keduanya berdiri di bawah bendera Red Fables dan rencananya akan dirilis minggu ini juga.
Benar sekali, seperti yang Anda lihat dengan mata kepala Anda sendiri, kedua game ini jelas “mencuri” banyak hal dari anime / manga super populer – One Piece, terutama dari desain karakter yang ia usung. Tidak jellas apakah hadir dari gambar racik tangan artist atau AI, ia jelas melebur banyak karakter One Piece menjadi satu karakter yang sama.

Lewat ragam sosial media dan komunitas, gamer Jepang mengkritisi minimnya proses seleksi dan bersih-bersih yang dilakukan Nintendo untuk game seperti ini. Tidak hanya itu saja, ada sedikit rasa kemunafikan di sana, mengingat Nintendo terkenal gencar sangat melindungi copyright mereka tetapi membiarkan copyright franchise lain seperti di kasus ini berujung merajalela.
Kedua game ini sendiri saat ini masih online dan tetap bisa dibeli pada saat berita ini ditullis. Nintendo juga belum memberikan keterangan resmi apapun terkait kritik yang mereka terima.
Bagaimana menurut Anda situasi ini? Apakah kedua game ini selayaknya dibiarkan tetap dirilis atau seharusnya ditarik?