Setelah begitu banyak rumor dan spekulasi soal apa yang hendak ditawarkan oleh Nintendo di generasi konsol terbarunya – Switch 2, tabir misteri tersebut akhirnya terungkap kemarin malam lewat ajang Nintendo Direct. Lewat event berdurasi 1 jam tersebut, Nintendo mengupas banyak hal terkait konsol yang kembali hybrid ini dari kemampuan perangkat keras hingga game-game yang akan menemani rilis. Namun ada satu hal yang unik di sana – harga.
Bahwa tidak seperti pengumuman konsol terbaru ala Sony atau Microsoft misalnya yang langsung mengkombinasikan informasi tanggal rilis dan juga harga jual, Nintendo tidak melakukan hal tersebut di Switch 2. Ternyata oh ternyata, mereka punya kebijakan harga yang berbeda untuk region Jepang dan luar Jepang.
Nintendo dipastikan akan mematok harga yang jauh lebih murah untuk Nintendo Switch 2 di negara asalnya. Ketika region lain harus mempersiapkan sekitar USD 449,99 untuk meminangnya, gamer Jepang sudah bisa menikmati konsol Nintendo Switch 2 nanti di harga 49.980 Yen atau hanya sekitar USD 334 saja.
Tertarik? Tunggu dulu, karena atas nama mencegah aksi scalping yang bisa saja terjadi dari luar Jepang, Nintendo sudah mengambil langkah preventif. Di rilis awal. Nintendo Switch 2 yang dilepas di Jepang hanya akan tersedia dalam format “Domestic Only”, yang bisa disederhanakan sebagai versi region-locked.
Gamer-gamer yang membeli mesin dari Jepang ini hanya akan bisa menggunakan bahasa Jepang saja di setting mesin. Tidak hanya itu saja, ia juga hanya akan menerima akun Nintendo asal Jepang dan karenanya, juga berisikan library dari store Jepang itu sendiri. Gamer yang menginginkan versi multi-bahasa bisa membeli dari My Nintendo Store Jepang dengan harga lebih mahal di angka 69.980 Yen atau USD 467.
Pada saat berita ini ditulis, belum ada konfirmasi apakah konsol Nintendo Switch 2 Jepang versi region-locked ini akan bisa memainkan game-game fisik dari region luar Jepang yang tentu saja mendukung lebih banyak bahasa. Satu yang pasti, ini akan jadi strategi yang akan mempengaruhi rencana para penimbun sekaligus memastikan gamer di Jepang sendiri tak banyak terpengaruh.
