Hampir semua gamer sepertinya bergembira bahwa di bawah kepemilikan baru beberapa waktu yang lalu, tidak hanya Volition saja yang bangkit, melainkan juga game open-world absud mereka – Saints Row. Di kala itu, antisipasi cukup tinggi untuk melihat apa yang hendak ditawarkan oleh seri reboot yang satu ini. Namun sayangnya, ia justru berujung pada kegagalan besar yang membuat tidak hanya Volition yang berakhir tewas tetapi juga ketidakpastian soal kelanjutan Saints Row sebagai franchise. CEO Saber Interactive – Matthew Karch angkat bicara soal hal ini.
Berbicara dengan situs GameFile, Karch memberikan teori-nya mengapa Saints Row berujung gagal dan kini, hampir mustahil untuk dibangkitkan kembali.
Menurut Karch, alasannya sangat sederhana. Ia menyebut bahwa proses pengembangan Saints Row Reboot kemarin berujung menelan biaya besar untuk sebuah hasil akhir yang tidak memuaskan. Volition ia klaim tidak memahami apa yang mereka bikin sendiri, tidak punya arah yang jelas, dan karenanya mustahil untuk terus eksis.
Apalagi Saints Row Reboot ini berujung gagal di pasaran. Karch menyebut bahwa game ini dibangun dengan budget sekitar 9 digit USD namun berujung hanya mampu meraih penjualan bernilai 8 digit saja. Setelah kegagalan tersebut, nyaris mustahil ada perusahaan yang akan membiayai mereka lagi. Menurutnya, satu-satunya game di dunia ini dimana developer dan publisher siap untuk menggelontorkan uang gila-gilaan hanyalah jika ia menyandang nama “GTA”.
Saber Interactive dan Volition sendiri sempat berdiri di bawah bendera yang sama – Embracer sebelum akhirnya Volition ditutup di tahun 2023 kemarin dan Saber Interactive berhasil memisahkan diri di tahun 2024. Franchise Saints Row saat ini berada di bawah kepemilikan perusahaan Embraver yang lain – Plaion yang sejauh ini tidak terlihat melakukan aksi apapun dengannya.
Bagaimana menurut Anda? Apakah sentimen dari CEO Saber Interactive ini memang valid menurut Anda?
