
Mengembalikan sebuah franchise yang sudah lama tertidur, yang bisa jadi tidak lagi dikenali oleh gamer-gamer muda yang mungkin sudah melewatkan masa keemasannya tentu saja bukan pekerjaan mudah. Tim developer butuh untuk memutar otak untuk mengubahnya menjadi sebuah seri yang tidak hanya modern saja, tetapi juga punya kualitas di atas rata-rata yang memang siap untuk menarik perhatian. Untuk kasus Onimusha: Way of the Sword, Capcom sepertinya berhasil melakukan hal tersebut dengan rangkaian teaser dan screenshot yang sudah mereka lepas sebelumnya.
Hasilnya memang fantastis dan berujung jadi seuatu yang pantas untuk dirayakan, setidaknya dari sesi demo singkat yang kami jalani bersama dengan Capcom di ajang Thailand Game Show x Gamescom Asia 2025 minggu lalu. Kami juga cukup beruntung untuk memiliki kesempatan berbincang dengan dua tulang punggung utama kebangkitan seri ini – Akihito Kadowaki sebagai Producer dan Satoru Nihei sebagai Director yang terlihat bahagia dan bersemangat untuk menceritakan apa yang mereka racik dengan seri terbaru ini.
Momen yang Tidak Pernah Datang
Banyak gamer yang tentu saja penasaran soal alasan mengapa Capcom terhitung lambat untuk membawa kembali Onimusha ke radar. Ternyata, mereka memang sulit untuk menemukan momen yang tepat untuk melakukannya.
Keduanya mengaku bahwa terlepas dari keinginan yang sebenarnya sudah berkobar cukup lama, mereka tidak pernah bertemu dengan situasi yang tepat untuk membawa Onimusha kembali, terutama untuk urusan komposisi tim yang dibutuhkan, terutama dari jumlah. Baru ketika RE Engine lahir dan mulai diaplikasikan di banyak game Capcom, mereka menemukan momentum tersebut. Proses pengembangan dimulai di tahun 2020 dan saat ini sudah berjalan selama setidaknya 5 tahun.
Sebagai sebuah industri dan bisnis, keduanya secara terbuka mengaku dan paham bahwa perusahaan akan memproduksi lebih dulu game-game yang memang diinginkan pasar, yang dalam kasus ini adalah Monster Hunter, Street Fighter, dan Resident Evil. Oleh karena itu, sebagian besar sumber daya Capcom, terutama tenaga kerja dialihkan untuk game-game ini. Sementara di sisi lain, Onimusha: Way of the Sword yang butuh setidaknya 200 orang untuk bisa dimulai baru menemukan kesempatan tersebut di tahun 2020.
Musashi yang Manusiawi

Keputusan Capcom untuk menjadikan seorang Miyamoto Musashi sebagai protagonis utama tentu saja terhitung unik. Ia menjadi salah satu tokoh yang cukup dikenal di kancan global, terutama identitasnya sebagai seorang ahli pedang yang mematikan.
Namun tim tidak akan menghadirkan sosok Musashi yang dikenal banyak orang tersebut. Di Onimusha: Way of the Sword, dia diposisikan sebagai seorang samurai muda yang justru baru hendak memulai perjalanannya untuk menjadi seorang ahli pedang ayng hebat. Ambisi ini jugalah yang akan melahirkan dinamika unik dengan Oni Gauntlet yang melekat pada dirinya mengingat Musashi selalu ingin menggapai kekuatan dan kehebatan tersebut dengan kerja kerasnya sendiri, bukan sesuatu yang datang dari kekuatan supranatural yang lain.
Oleh karena itu, cerita yang akan disajikan Capcom justru bertolak belakang dengan kebanyakan film fiksi dan anime dimana protagonis biasanya akan langsung menerima dan memanfaatkan kekuatan tersebut. Musashi justru akan hadir enggan dan menolak kekuatan ini, yang diyakini tim akan menjadi salah satu bagian yang cukup menarik dari sisi cerita yang hendak mereka tawarkan.
Bukan Hanya untuk Menarik Perhatian Global
Dalam sesi interview bersama dengan media yang lain, tim Onimusha sempat menyebut bahwa keputusan untuk menghadirkan Musashi sebagai protagonis utama memang dilakukan untuk menarik lebih banyak perhatian gamer luar region Jepang yang tentu familiar dengan sosok ini. Namun dalam sesi interview yang kami jajal, keduanya menegaskan bahwa ini bukan satu-satunya alasan mengapa mereka memilih Musashi untuk “membintangi” Onimusha: Way of the Sword.
Salah satu alasan yang lain adalah fakta bahwa mereka ingin karakter samurai yang “tidak takut kotor” dimana aksi bertarungnya akan membuatnya dipenuhi dengan lumpur dan darah. Konsep ini dirasa akan bisa dieksekusi dengan manis oleh karakter seperti Musashi. Namun mereka juga tidak membantah bahwa karakter ini juga akan lebih mudah dikenal dan melekat untuk gamer-gamer pendatang baru yang mungkin belum mengenal seri Onimusha sebelumnya.
Capcom juga menegaskan bahwa terlepas dari fakta bahwa mereka menggunakan rupa seorang Toshiro Mifune untuk sang protagonis utama, cerita yang dibangun tetap berfokus untuk menceritakan Musashi itu sendiri dan bukan Mifune. Mereka mengaku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama dengan Onimusha original dimana banyak fans sulit untuk memisahkan karakter utama yang mereka bawa dan sang bintang – Takeshi Kaneshiro di kala itu.
Identitas Onimusha

Dengan fakta bahwa ia adalah sebuah franchise yang sudah tertidur selama 20 tahun, mengembalikan kembali perhatian gamer pada nama Onimusha tentu saja bukan pekerjaan yang mudah. Tim sangat memahami bahwa keinginan pasar sendiri juga sudah jauh berubah dibandingkan dengan era Playstation 2 dulu.
Oleh karena itu, ketika mengembangkan Way of the Sword, mereka memulainya dengan memastikan bahwa dua elemen yang menjadi identitas Onimusha akan tetap dibawa: yakni sang Oni Gauntlet dan pertarungan berbasis pedang itu sendiri. Kehadiran kedua elemen ikonik ini akan membahagiakan para fans veteran yang ada. Di sisi lain, mereka juga membangun dunia dan cerita yang akan langsung dipahami oleh gamer-gamer pendatang baru.
Capcom mengaku bahwa mereka selalu berambisi untuk tidak hanya sekadar menciptakan sebuah seri yang bn berbeda saja, tetapi juga lebih baik di ragam elemen dibandingkan seri tuanya. Bahwa mereka bisa mendapatkan kepuasan ketika pedang-pedang yang berayun ini saling berdenting. Bahwa pada akhirnya, mereka akan mendapatkan sebuah kepuasan yang hanya bisa ditawarkan oleh game-game action yang diracik oleh Capcom.
Tidak DIbangun dengan Mindset Sekuel di Dalamnya
Hampir sebagian besar penikmat film selama beberapa tahun terakhir sepertinya paham betapa lemahnya eksekusi begitu banyak produk berbudget tinggi yang dirancang dan diracik dengan sekuel atau lebih banyak seri lagi sebagai bagian dari rencana awal. Mereka seringkali datang dengan cerita yang lemah, karakter yang tidak seberapa menarik, dan ragam masalah konten lainnya yang justru melahirkan kritik dan karenanya, mematikan potensi bahwa lebih banyak seri diracik. Berita baiknya? Anda tidak perlu khawatir bahwa hal tersebut akan terjadi di Onimusha: Way of the Sword.
Game ini dibangun dengan mindset bahwa mereka ingin melemparkan 100% apa yang mereka visikan untuk Onimusha: Way of the Sword itu sendiri. Ia dipastikan tidak dirancang sebagai sebuah seri yang sengaja didesain untuk “menggoda” Anda agar Anda bertahan untuk lebih banyak seri sekuel di masa depan.
Tim memastikan bahwa kepastian bahwa Onimusha akan terus berlanjut setelah Way of the Sword hanya akan terjadi jika feedback yang mereka dapat setelah rilis memang menginginkan hal tersebut. Oleh karena itu, tim datang dengan satu visi dan misi yang sama – membuat seri game ini menjadi game terbaik yang bisa mereka racik.
Perhatian Pada Detail

Walaupun kisah yang akan ditawarkan Capcom untuk Onimusha: Way of the Sword adalah cerita fantasi gelap yang penuh dengan monster, bukan berarti mereka membangunnya dengan seenak jidat. Keinginan untuk menghadirkan era Jepang yang sesuai tetap membara.
Desain Onimusha: Way of the Sword diklaim diambil dari Kyoto untuk era feudal yang sama. Untuk memastikan era tersebut terpotret dengan jelas, mereka tetap berkonsultasi dengan para ahli unntuk membicarakan dari sekadar cerita-cerita supranatural yang sempat eksis di sana hingga arsitektur rumah dan gedung yang akan Anda temui. Bahkan, mereka juga hendak memastikan bahwa pemandangan yang Anda terima juga setidaknya punya elemen otentik di dalamnya.
Capcom tidak membantah bahwa mereka juga melakukan perubahan dan modifikasi di dalamnya, namun dipastikan, bahwa setiap darinya tetap melewati proses konsultasi dengan para ahli lebih dulu. Mereka bahkan meminta izin Asosiasi Wisata Kyoto dan orang-orang terlibat di dalamnya untuk membawa kembali beberapa hal dari masa lalu. Onimusha: Way of the Sword mereka sebut memang sebuah game fantasti, namun ia tetap berdiri di atas realita.
Pedang Adalah Kunci
Paham bahwa kepuasan saat bertarung akan menjadi salah satu elemen yang akan menentukan apakah gamer akan bertahan dengan Onimusha: Way of the Sword atau tidak, Capcom juga berkonsultasi langsnug dengan para ahli pedang profesional untuk mengembangkan mekanik dasar yang ada.
Fokusnya tidak hanya pada animasi dan pergerakan saja, tetapi juga bagaimana cara yang tepat untuk mengekspresikan sensasi pertarungan pedang dengan baik, dimana mereka tetap ingin mengejar level realisme tersendiri terlepas dari cerita fantasi yang diusung. Sementara di sisi lain, mereka juga harus memastikan game tetap terasa menarik dan menyenangkan untuk dimainkan.
Tim mengaku bahwapada akhirnya, mereka akhirnya menyuntikkan semua hal yang mereka suka dan mereka anggap penting ke dalam versi Onimusha: Way of the Sword yang saat ini masih terus dikembangkan dan disempurnakan. Mereka ingin game ini agar bisa dinikmati oleh gamer-gamer pencinta action game, baik mereka yang sudah familiar dengan franchise Onimusha sebelumnya ataupun mereka yang belum pernah menyentuhnya.
Onimsuha: Way of the Sword sendiri rencananya akan dirilis pada tahun 2026 mendatang, masih tanpa tanggal pasti, untuk Playstation 5, Xbox Series, dan tentu saja – PC. Tertarik?

